Surat dan Curriculum Vitae

  1. SURAT

 

  1. Pengertian Surat

Surat adalah alat komunikasi yang mempergunakan bahasa tulisan di atas lembaran kertas yang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia.

 

  1. Fungsi Surat

Surat dinilai efektif jika ada yang disampaikan penulis kepada penerima berita sejalan atau sesuai dengan harapan pengirim. Isi surat harus jelas da mudah dimengerti pihak penerima sehingga tidak menimbulkan salah paham dan keragu-raguan dari pihak penerima surat. Oleh karena itu surat mempunyai beberapa fungsi di antaranya adalah:

  1. Sebagai alat bukti autentik (pelaku hukum).
  2. Sebagai alat pengingat.
  3. Sebagai bukti historis (sejarah).
  4. Sebagai pedoman untuk bertindak.
  5. Sebagai duta/wakil.
  6.    Sebagai jaminan keamanan.
  7. Sebagai media komunikasi.
  8. Sebagai barometer kemajuaan suatu kantor.

 

  1. Syarat- Syarat surat
  2.      Jelas
    Jelas disini berarti: tulisan mudah dibaca dan mudah pahami baik dari identitas si pengirim surat, nama dan alamat yang dituju, serta dari isi surat itu sendiri

    b.    Benar
    Benar disini berarti: isi dari surat tersebut memang benar maksud dan tujuannya (tidak untuk iseng), serta menggunakan kosa kata yang baku.
    c.    Sopan
    Sopan disini berarti: menggunakan bahasa yang tidak hanya baku tetapi juga memiliki sopan santun.

  3.    Singkat/tidak terlalu bertele-tele
    Singkat disini bukan berarti penulisan katanya yang harus disingkat-singkat, tetapi menggunakan bahasa yang efektif sehingga surat tidak terlalu panjang lebar.
    e.  Lengkap
    Lengkap disini berarti: Maksud dan tujuan sudah terwakilkan atau tertuang semua dalam surat.
    f. Menarik
    Menari disini bukan berarti harus menggunakan kosa kata seperti pada iklan-ikan yang sering kita jumpai. Tetapi, kertas dan sampul surat harus serasi, bersih dan rapi sehingga enak dipandang dan dibaca.

 

  1. Bagian-Bagian Surat
  2. a)     Kepala surat
  3. b)     Tanggal surat
  4. c)     Nomor surat
  5. d)     Lampiran surat
  6. e)     Hal atau perihal surat
  7. f)       Alamat dalam
  8. g)     Salam pembuka
  9. h)     Isi surat
  10. i)       Salam penutup
  11. j)       Nama jabatan
  12. k)     Nama terang dan NIP
  13. l)       Tembusan
  14. m)   Inisial

 

 

 

 

 

  1. Contoh Surat

 

 

SURAT PERMOHONAN BEASISWA

 

Hal : Permohonan bantuan Beasiswa

Lamp. :

 

Kepada Yth. Ibu Rektor Universitas Gunadarma

di Depok

 

Salam dan Damai Sejahtera

Dengan hormat, bersama ini saya mahasiswi Universitas Gunadarma :

 

Nama : Masro Kristina Gultom

NPM   : 25213340

Fakultas : Ekonomi, Akuntansi

Semester : 5

 

Bermaksud mengajukan permohonan bantuan Beasiswa tidak mampu dengan persyaratan sebagai berikut.

  1. Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa yang dilegalisir
  2. Surat keterangan tidak mampu dari desa/lurah setempat.
  3. Tidak sedang menerima beasiswa dari pihak manapun,
  4. Surat keterangan kelakukan baik yang masih berlaku
  5. Foto kopi slip gaji orang tua.

 

Demikian permohonan ini, atas perhatian dan perkenan Ibu Rektor saya ucapkan terima kasih.

 

 

Depok, 20 Januari 2015

 

Hormat saya Pemohon,

 

 

(Masro Kristina )

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. CURRICULUM VITAE

 

  1. Pengertian Curriculum Vitae

Curiculum vitae atau daftar riwayat hidup adalah catatan singkat tengatang gambaran diri seseorang. Selain berisi data pribadi, gambaran diri itu paling tidak harus di isi keterangan tentang pendidikan atau keahlian dan pengalaman

  1. Manfaat Vitae

    Manfaat curiculum vitae adalah menjelaskan keterangan diri, informasi diri, data diri dan sebagainya. Dengan CV, setiap orang yang membaca dan memeriksa CV seseorang akan dapat mengetahui dan menelaah setiap orang dari informasi diri yang telah diberikan, serta dapat memberikan gambaran seseorang melalui kegiatan – kegiatan atau dari spesifikasinya dalam pendidikan dan berorganisasi. Dengan kata lain manfaat CV menjelaskan kriteria diri dalam bentuk teks.

  2. Susunan Vitae

 

  1. Data pribadi. Bagian ini berisi nama, alamat, agama, email, nomor telepon dan identitas pribadi lainnya.
  2. Pendidikan. Bagian ini menjelaskan latar belakang pendidikan dan berhubungan dengan pekerjaan yang dituju. Pada umumnya, banyak yang membuat CV menjelaskan dari TK (Pendidikan paling dasar), SD, SMP sampai perguruan tinggi (Pendidikan terakhir).
  3. Pengalaman Kerja. Bagian ini adalah bagian yang paling dilihat oleh perekrut kerja. Pengalaman kerja memberikan gambaran apakah seorang kandidat sudah memiliki jam terbang yang cukup atau masih terbatas.
  4. Skill yang dimiliki seharusnya pada bagian ini perlu dijelaskan dalam CV skill apa saja yang telah dimiliki sebagai proses belajar maupun pengalaman dari pekerjaan sebelumnya. Dan dibuat dalam bentuk yang meyakinkan dan informatif.
  5. Training yang pernah diikuti untuk lebih meyakinkan lagi, perlu memasukkan daftar training yang pernah diikuti sebelumnya untuk memberi gambaran sejauh mana pemilik CV telah berkembang dan wawasan apa saja yang sudah dimiliki.
  6. Prestasi. Ini adalah bagian yang penting disamping pengalaman kerja yang menjelaskan keunikan, kelebihan dan presetasi sebagai individu sekaligus pencapaian di bidang tertentu.
  7. Kegiatan Ekstrakurikuler/Kemasyarakatan.

 

 

 

 

 

 

 

  1. Isi Vitae

 

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

*Data Pribadi

Nama                                       : Masro Kristina Gultom
Tempat, Tanggal Lahir            : Medan, 19 Agustus 1994
Jenis Kelamin                          : Perempuan
Agama                                    : Kristen Protestan

Kewarganegaraan                   : Indonesia
Alamat                                                : Jl. SMP 222 Jakarta, Jakarta Timur

Golongan Darah                      : O

 

*Latarbelakang Pendidikan

 

2001-2007                   : SDN 175762 , Medan
2007 – 2010                : SMPN 4, Medan
2010 – 2013               : SMAN 1, Medan

 

*Kemampuan

–           Kemampuan Komputer (MS Word, MS Excel, )

*Pengalaman Kerja

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Referensi

  1. http://shimakw.blogspot.co.id/2015/03/tujuan-dan-fungsi-surat.html
  2. http://tata-usaha.blogspot.co.id/2011/06/syarat-syarat-surat-yang-baik.html
  3. http://distiii.blogspot.co.id/2014/04/bagian-bagian-surat.html
  4. http://maulanafajar26.blogspot.co.id/2014/06/tugas-12-softskill-curriculum-vitae.html
  5. http://rohadi18setiawan.blogspot.co.id/2014/06/pokok-bahasan-curriculum-vitae-manfaat.html
  6. http://detiklife.com/2015/01/12/pengertian-surat-dan-fungsi-surat/

 

 

karangan ilmiah

Nama   : Masro Kristina Gultom

Kelas   : 3EB12

NPM   : 25213340

 

KARANGAN ILMIAH

Pengertian karangan ilmiah

Karangan merupakan karya tulis yang dihasilkan dari kegiatan mengungkapkan pemikiran dan menyampaikannya melalui media tulisan kepada orang lain untuk dipahami. Sedangkan karangan ilmiah menurut Brotowidjoyo adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

menurut Eko Susilo, M. (1995:11), karangan ilmiah adalah suatu karangan atau tulisan yang diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya dan didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bersantun bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya atau keilmuannya.

Jadi, karya ilmiah adalah suatu tulisan yang didalamnya membahas suatu masalah yang dilakukan berdasarkan penyedikan, pengamatan, pengumpulan data yang dapat dari suatu penelitian,baik penelitian lapangan, tes labolatorium ataupun kajian pustaka dan dalam memaparkan dan menganalisis datanya harus berdasarkan pemikiran ilmiah,yang dikatakan dengan pemikiran ilmiah disini adalah pemikiran yang logis dan empiris.

Ciri-Ciri Karangan Ilmiah:

  1. Menyajikan fakta objektif secara sistematis
  2. Pernyataan cermat, tepat, tulus, dan benar, serta tidak memuat terkaan
  3. Penulisnya tidak mengejar kuntungan pribadi
  4. Penyusunannya dilaksanakan secara sistematis, konseptual dan procedural
  5. Tidak memuat pandangan-pandangan tanpa dukungan fakta
  6. Tidak emotif menonjolkan perasaan
  7. Tidak bersifat argumentatif, tetapi kesimpulannya terbentuk atas dasar fakta

Hal-hal yang berhubungan dengan karya ilmiah

Jenis-jenis karya ilmiah

karya ilmiah di perguruan tinggi, menurut Arifin (2003), dibedakan menjadi:

  1. Makalah adalah karya tulis ilmiah yang menyajikan suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan data dilapangan yang bersifat empiris-objektif. makalah menyajikan masalah dengan melalui proses berpikir deduktif atau induktif
  2. Kertas kerja seperti halnya makalah, adalah juga karya tulis ilmiah yang menyajikan sesuatu berdasarkan data di lapangan yang bersifat empiris-objektif. Analisis dalam kertas kerja lebih mendalam daripada analisis dalam makalah.
  3. Skripsi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan pendapat penulis berdasarkan pendapat orang lain. Pendapat yang diajukan harus didukung oleh data dan fakta empiris-objektif, baik bedasarkan penelitian langsung (obsevasi lapangan, atau percobaan di laboratorium), juga diperlukan sumbangan material berupa temuan baru dalam segi tata kerja, dalil-dalil, atau hukum tertentu tentang salah satu aspek atau lebih di bidang spesialisasinya. 4. Tesis adalah karya tulis ilmiah yang sifatnya lebih mendalam dibandingkan dengan skripsi. Tesis mengungkapkan pengetahuan baru yang diperoleh dari penelitian sendiri. 5. Disertasi adalah karya tulis ilmiah yang mengemukakan suatu dalil yang dapat dibuktikan oleh penulis berdasarkan data dan fakta yang sahih (valid) dengan analisis yang terinci). Disertasi ini berisi suatu temuan penulis sendiri, yang berupa temuan orisinal. Jika temuan orisinal ini dapat dipertahankan oleh penulisnya dari sanggahan penguji, penulisnya berhak menyandang gelar doktor


Perbedaan Karangan Ilmiah dan Nonilmiah

karanga ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan publikasi yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan ditaati oleh masyarakat keilmuan, sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki ciri-ciri karangan nonilmiah sebagai berikut:

  1. ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  2. fakta yang disimpulkan subyektif,
  3. gaya bahasa konotatif dan populer,
  4. tidak memuat hipotesis,
  5. penyajian dibarengi dengan sejarah,
  6. bersifat imajinatif,
  7. situasi didramatisir, dan
  8. bersifat persuasif

Referensi

http://alfa-wardianto.blogspot.co.id/2012/10/karangan-ilmiah-pengertian-ciri-ciri.html

http://ebod-suherman.blogspot.co.id/2013/10/pengertian-macam-sifat-dan-bentuk-dari.html

http://bungamahasiswa.blogspot.co.id/2012/11/pengertian-karangan-ilmiah.html

Hal hal yang berhubungan dengan penalaran, deduksi, dan induksi

Nama          : Masro Kristina Gultom

Kelas : 3EB12

NPM : 25213340

 

PENALARAN, DEDUKSI, DAN INDUKSI

 

PENALARAN

Pengertian dari penalaran adalah sebuah  proses berpikir yang bertolak dari pengamatan  indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan beberapa konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-– proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar

Proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berfikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan yang bertolak belakang dari pengamatan indera (observasi empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi-proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Bahan pengambilan kesimpulan itu dapat berupa fakta, informasi, informasi, pengalaman, atau pendapat para ahli (otoritas). Proses inilah yang disebut menalar. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis atau antesedens dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi(consequence).Hubungan antara premis dan konklusi disebut konsekuensi

  1. CIRI-CIRI PENALARAN

Berikut ini merupakan ciri-ciri penalaran:

Adanya suatu pola berpikir yang secara luas dapat disebut logika (penalaran merupakan suatu proses berpikir logis).Sifat analitik dari proses berpikir. Analisis pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan berpikir berdasarkan langkah-langkah tertentu. Perasaan intuisi merupakan cara berpikir secara analitik.

Secara detail penalaran mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

Logis, suatu penalaran harus memenuhi unsur logis, artinya pemikiran yang ditimbang secara objektif dan didasarkan pada data yang sahih.

Analitis, berarti bahwa kegiatan penalaran tidak terlepas dari daya imajinatif seseorang dalam merangkai, menyusun atau menghubungkan petunjuk-petunjuk akal pikirannya ke dalam suatu pola tertentu.

Rasional, artinya adalah apa yang sedang di nalar merupakan suatu fakta atau kenyataan yang memang dapat dipikirkan secara mendalam.

  1. TAHAP-TAHAP PENALARAN

Menurut John Dewey, proses penalaran manusia dilakukan melalui beberapa tahap berikut:

  1. Timbul rasa sulit, baik dalam bentuk adaptasi terhadap alat, sulit mengenal sifat, ataupun dalam menerangkan hal-hal yang muncul secara tiba-tiba.
  2. Kemudian rasa sulit tersebut diberi definisi dalam bentuk permasalahan.
  3. Timbul suatu kemungkinan pemecahan yang berupa reka-reka, hipotesis, inferensi atau teori.
  4. Ide-ide pemecahan diuraikan secara rasional melalui pembentukan implikasi dengan cara mengumpulkan bukti-bukti (data).

Menguatkan pembuktian tentang ide-ide tersebut dan menyimpulkan melalui keterangan-keterangan ataupun percobaan-percobaan.

Penalaran dibagi menjadi 2 metode yaitU

  1. DEDUKSI

Metode berpikir deduktif adalah suatu metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagian yang khusus. Hal ini adalah suatu sistem penyusunan fakta yang telah diketahui sebelumnya guna mencapai suatu kesimpulan yang logis. Dalam penalaran deduktif, dilakukan melalui serangkaian pernyataan yang disebut silogisme dan terdiri atas beberapa unsur yaitu:

  1. Dasar pemikiran utama (premis mayor)
  2. Dasar pemikiran kedua (premis minor)
  3. Kesimpulan

Macam-macam penalaran deduksi:

  • Menggunakan silogisme

Silogisme adalah proses penarikan kesimpulan secara deduktif. Silogisme disusun dari dua proposi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan).

Contoh:

Premis mayor / premis umum: semua orang akan mati

Premis minor / premis khusus : udi adalah orang

Konklusi / kesimpulan : udi akan mati

  • Menggunakan entinem

Entinem adalah penalaran deduksi secara langsung, premisnya dihilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

Contoh:

Ikan memerlukan air

Di gurun pasir tidak ada air

Digurun pasir tidak mungkin ada ikan

  1. INDUKSI

Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal yang bersifat khusus untuk menentukan kesimpulan yang bersifat umum. Dalam penalaran induktif ini, kesimpulan ditarik dari sekumpulan fakta peristiwa atau pernyataan yang bersifat umum.

Macam-macam penalaran induktif:

  • Generalisasi

Generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diminati generalisasi mencakup ciri-ciri esensial, bukan rincian. Dalam pengenmbangan karangan, generalisasi dibuktikan dengan fakta, contoh, data statistic, dan lain-lain.

Contoh:

Jika dibakar plastic akan meleleh,

Jika dibakar sedotan akan meleleh,

Jika dibakar ember akan meleleh,

Jika dibakar botol akan meleleh,

Jadi jika benda plastic dibakar akan meleleh

  • Analogi

Analogi adalah membandingkan dua hal yang banyak persamaannya. Kesimpulan yang diambil dengan jalan analogi, yakni kesimpulan dari pendapat khusus dari beberapa pendapat khusus yang lain, dengan cara membandingkan situasi yang satu dengan yang sebelumnya.

Contoh:

Seorang bayi dilahirkan dalam keadaan suci seperti kertas putih.

Bayi akan dibentuk pribadinya sesuai dengan didikan yang diterimanya seperti kertas putih dapat diisi dengan berbagai hal sesuai dengan keinginan pemiliknya.

Bila bayi didik dengan baik maka akan seperti kertas yang terisi dengan hal-hal yang baik dan bermanfaat bagi siapa pun yang membacanya.

Jadi membentuk kepribadian baik seorang anak, ibarat menulis kertas putih dengan hal-hal yang bermanfaat.

Referensi :

  1. http://www.seputarpengetahuan.com/2014/12/pengertian-dan-metode-penalaran-menurut.html
  2. http://id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
  3. https://panjisatria15.wordpress.com/2015/03/27/penalaran-deduksi-dan-induksi/
  4. http://andikrachman.blogspot.com/2012/03/tugas-1-definisi-penalaran.html
  5. http://randadado.blogspot.com/2014/03/teori-yang-berhubungan-dengan-penalaran.html
  6. https://b1ms.wordpress.com/2013/09/18/pengertian-deduksi-induksi/
  7. http://rizkymhndra12.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-penalaran-deduksi-dan-induksi.html

BAGAIMANA UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA

TOPIK      : KETAHANAN  PANGAN NASIONAL

JUDUL      : BAGAIMANA UPAYA UNTUK MENINGKATKAN KETAHANAN PANGAN DI    INDONESIA

 

 

                     

 

  Disusun oleh :

NAMA    : MASRO KRISTINA GULTOM

NPM       : 1EB16

KELAS   :25213340

 

 

 

 

 

I       PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Pangan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia sehingga pemenuhannya menjadi salah satu hak asasi yang harus dipenuhi secara bersama-sama oleh negara dan masyarakatnya. Pemerintah Indonesia selalu berupaya untuk mencapai kemakmuran rakyat indonesia, salah satunya adalah meningkatkan ketahanan pangan nasional. Pangan merupakan kebutuhan primer yang harus dipenuhi oleh setiap manusia.Salah satunya adalah kebutuhan akan beras, di Indonesia beras merupakan salah satu makanan pokok. Setelah beberapa tahun terakhir ini petani banyak yang mengalami gagal panen yang diakibatkan oleh berbagai macam bencana seperti banjir, dan musim kemarau yang berkepanjangan, oleh karena itu pemerintah melakukan kebijakan supaya warga indonesia tidak selalu bergantung pada beras.

 Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah adalah dengan meningkatkan keanekaragaman konsumsi pangan. Kebijakan tidak hanya  ditujukan  untuk mengurangi ketergantungan pada beras, tetapi juga dimaksudkan untuk mengubah pola konsumsi masyarakat agar mengkonsumsi  bahan pangan yang beranekaragam dan lebih baik gizinya. Tetapi untuk daerah-daerah tertentu penganekaragamn konsumsi pangan itu masih sulit karena didaerah tertentu pola konsumsi masyarakat masih didominasi dengan padi-padian. Masyarakat umumnya masih mempunyai ketergantungan yang kuat terhadap beras.

Kita tahu bahwa indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber alam, tetapi coba kita teliti, apakah warga indonesia sudah sejahtera? Tentu jawabannya tidak, karena masih banyak rakyat yang tidak mendapatkan penghidupan yang layak. Contoh kita lihat gelandangan, yang setiap hari mereka mondar-mandir dijalanan dan bahkan mereka tidak mengonsumsi apapun dalam sehari. Untuk itu masyarakat membutuhkan kebijakan pemerintah untuk mensejahterakan mereka.

Di Indonesia, pemerintah sudah banyak melakukan kebijakan untuk mengatasi masalah pangan. Salah satu contohnya : pemerintah telah membantu para petani untuk meningkatkan jumlah panen, seperti memberikan pupuk yang berkualitas.

            Utuk mempertahankan ketahanan pangan nasional, beberpa usaha yang perlu dilaksanakan        secara simultan antara lain: pengendalian konversi lahan pertanian, mencetak lahan pertanian baru dan intensifikasi sistem pertanian dengan menerapkan tekhnologi yang dapat meningkatkan produktivitas dan sekaligus mempertahankan kualitas lingkungan. Walaupun secara teoritis ketahanan pangan mengandung aspek yang sangat luas, termasuk kemampuan mengadakan bahan pangan baik yang bersumber dari dalam maupun dari luar negeri, namun dalam berbagai kebijakan pembangunan pertanian, usaha pencapaian ketahanan pangan sebagian besar difokuskan pada peningkatan kemandirian pangan terutama beras.

            Sebenarnya jika ditinjau dari kondisi alam di Indonesia, negara kita termasuk negara yang kaya akan sumber daya alam.  Banyak negara luar yang datang ke Indonesia untuk mengolah bahan mentah dari Indonesia. Tetapi walaupun negara Indonesia kaya akan sumber daya alam kita mengimpor pangan, itu disebabkan karena kekurangan dan kemampuan sumber daya manusia. Maka untuk meningkatkan ketahanan pangan di Indonesia juga sangat membutuhkan sunber daya manusia untuk mampu mengolah kekayaan sumber daya alam. Meskipun di Indonesia lahan untuk bertani luas, jika sumber daya manusia tidak ada itu sama saja tidak menghasilkan apapun. Untuki itu sumber daya alam itu harus juga diikuti dengan sumber daya manusia.

           

 

 

  1. TUJUAN PENULISAN
  2. Menjelaskan faktor-faktor dan strategi untuk meningkatkan ketahanan pangan.
  3. Menguraikan berbagai masalah yang  menyebabkan ketahanan pangan menurun

 

 

  1. TINJAUAN LITERATUR

Di Indonesia persoalan pangan telah menjadi isu utama sejak jaman kerajaan, dimana raja-raja Jawa telah memupuk cadangan bahan pangan. Demikian pula pemerintah kolonial Belanda membentuk badan khusus untuk menangani pengadaan pangan. Pada perkembangan awal, ketahanan pangan diartikan menjamin seluruh orang pada setiap waktu terhadap akses pangan dan akses secara ekonomi untuk mendapatkan kebutuhan pangan yang mereka perlukan. Kemudian terdapat perubahan yang membedakan ketersediaan dengan akses, pada akhirnya konsep berkembang dengan memperhatikan faktor lain, seperti nilai gizi,aspek sosial dan latar belakang budaya (ESCAP, 2009:20).Ketahanan pangan para ahli sepakat bahwa ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok yaitu ‘ ketersediaan pangan’ dan ‘ aksesibilitas masyarakat’ terhadap bahan pangan tersebut. Salah satu dari unsur diatas tidak terpenuhi, maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai ketahanan pangan yang baik. Walaupun pangan tersedia cukup ditingkat nasional dan regional tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh (Arifin,2004:31). Ada tiga pilar yang mendukung bangunan ketahanan pangan. Pertama, ialah ketersediaan pangan sebanyak yang diperlukan oleh masyarakat yang mencakup kestabilan dan kesinambungan penyediaan pangan baik yang berasal dari produksi, cadangan maupun impor dan ekspor. Kedua, ialah distribusi yang mencakup aksesabilitas pangan antar wilayah dan antar waktu serta stabilitas harga pangan strategis. Ketiga, ialah konsumsi yang mencakup jumlah mutu gizi/nutrisi,keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan (Suparmo dan Usman,2004:3-4).

Ancaman iklim dan bencana alam sering menyebabkan ketersediaan pangan berkurang. Kondisi ini membuat harga pangan naik dan sulit terjangkau oleh kelompok masyarakat. Dengan kata lain, ancaman tersebut mengganggu aspek stabilitas dari ketahanan pangan. Salah satu contohnya adalah dampak musim kering berkepanjangan(el nino) yang mengurangi ketersediaan pangan nasional. Karena El Nino 1997 Indonesia harus merelakan hilangnya produksi beras sebesar 1,2 juta ton ditambah dengan adanya krisis ekonomi tahun 1997/1998 yang berkembang menjadi krisis multi dimensi, yang membuat harga beras melesat naik. Hal ini yang secara tidak langsung menerangkan mengapa pada tahun 1998 pemerintah terpaksa mengimpor beras dalam jumlah yang sangat mengejutkan, yakni 5,8 juta ton. Karena krisis tersebut dapat memicu kerawanan sosial yang dapat membahayakan stabilitas ekonomi dan stabilitas nasional.

Dengan pertimbangan pentingnya beras tersebut, pemerintah selalu berusaha untuk meningkatkan ketahanan pangan dari produksi dalam negeri. Pertimbangan tersebut menjadi penting bagi Indonesia  karena jumlah penduduk semakin besar dengan sebaran populasi yang luas dan cakupan geografis yang luas dan tersebar. Indonesia memerlukan ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup yang memenuhi kriteria kecukupan konsumsi. Kemudahan mewujudkan ketersediaan pangan dalam jumlah yang besar serta kemungkinan alternatif baru bentuk program stabilisasi harga, mendorong berbagai pihak untuk selalu mengevaluasi kebijakan pangan pemerintah. Diprediksikan bahwa pada tahun 2030 nanti akan muncul krisis pangan di Indonesia. Dalam kondisi krisis ekonomi ditambah gejolak harga dalam perberasan nasional, bisa jadi akan muncul ancaman ketahanan pangan yang serius. Setidaknya akan muncul apa yang disebut dengan hunger paradox, yaitu suatu fenomena telah mantabnya ketahanan pangan nasional, yang dicerminkan oleh ketersediaan kalori dan protein di atas angka kebutuhan gizi, tapi kekurangan gizi masih terjadi dimana-mana.Djuni,Sunarru (2012).

Di negara kita, kesulitan dalam penyeimbangan neraca pangan sudah dialami sebelum awal krisis moneter terjadi pada pertengahan tahun 1997. Bahkan,  pemenuhan kebutuhan beras yang pernah diatasi secara swasembada pada tahun 1986, sampai saat sekarang ini ternyata tidak dapat dipertahankan. Menurut data dari Badan Pusat Statistik tahun 1999[1] kita  telah mengimpor beras sebanyak 1.8 juta ton pada tahun 1995; 2.1 juta ton pada tahun 1996; 0.3 juta ton pada tahun 1997; 2.8 juta ton pada tahun 1998; 4.7 juta ton pada tahun 1999. Di awal tahun 2000 kita bahkan dibanjiri dengan beras impor yang diberitakan ilegal, sedangkan di awal tahun 2006 kita diramaikan dengan keputusan pemerintah untuk mengimpor beras, yang dianggap tidak berpihak kepada petani meskipun hal itu bukan merupakan issue baru dan disadari pula bahwa petani kita pun merupakan konsumen beras. Bahkan, pada tahun ini kita dirisaukan dengan impor benih padi yang konon tidak berjalan mulus pula sampai ke tangan petani, padahal hasilnya diharapkan dapat mendongkrak produksi beras.

Ketahanan pangan tidak hanya mencakup pengertian ketersediaan pangan yang cukup, tetapi juga kemampuan untuk mengakses (termasuk membeli) pangan dan tidak terjadinya ketergantungan pangan pada pihak manapun.  Dalam hal inilah, petani memiliki kedudukan strategis dalam ketahanan pangan : petani adalah produsen pangan dan petani adalah juga sekaligus kelompok konsumen terbesar yang sebagian masih miskin dan membutuhkan daya beli yang cukup untuk membeli pangan.  Petani harus memiliki kemampuan untuk memproduksi pangan sekaligus juga harus memiliki pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan mereka sendiri. Disinilah perlu sekali peranan pemerintah dalam melakukan pemberdayaan petani.

 

Peningkatan produktivitas lahan sawah dapat meningkatkan ketahanan pangan. Lahan sawah yang sat ini luasnya sekitar 7,8 juta ha, cenderung menciut akibat konversi untuk memenuhi tuntutan pembangunan diberbagai sektor, bahkan sekitar 3,1 juta ha atau 42% diantaranya terancam akan dialihfungsikan, sebagaimana tertuang dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) kabupaten/kota seluruh Indonesia.

Jumlah penduduk Indonesia yang banyak ( lebih dari 230 juta) dan terus bertambah memerlukan produk pangan dalam jumlah yang terus meningkat (peningkatan kebutuhan pangan nasional 1-2% per tahun), sehingga keberadaan lahan sawah dalam jumlah yang cukup dan layak untuk mendukung ketersediaan dan ketahanan pangan mutlak diperlukan. Disamping itu perlu upaya peningkatan produksi pangan (terutama padi)secara berkelanjutan. Mengandalkan pangan impor untuk ketahanan pangan nasional tentu riskan terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi,sosial dan politik nasional.

Upaya peningkatan produksi harus diimbangi dengan peningkatan pendapatan petani, kemudahan aksebilitas konsumen, dan aktualisasi keamanan pangan. Sebaliknya komoditas non pangan yang umumnya bersifat komersialdituntut untuk memiliki daya saing yang tinggi agar mampu meraih pangsa pasar global secara optimal. Oleh karena itu produktivitas tinggi, efisiensi sistem produksi, serta peningkatan mutu dan nilai tambah produk menjadi tumpuan utama dalam menjaga ketahanan pangan nasional.

Untuk mencapai berbagai target dalam mewujudkan ketahanan pangan nasional dan untuk mempertahankan ketahanan pangan dan pengembangan bioenergi nasional, diperlukan strategi dan kebijakan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya lahan, baik lahan pertanian (sawah yang sudah dimanfaatkan saat ini maupun lahan cadangan ). Strategi tersebut adalah

  1. Mengoptimalakan pemanfaatan sumber daya lahan eksisting agar lebih produktif dan lestari baik secara kuantitas dan kualitas, yaitu dengan intensifikasi dan peningkatan intensitas tanam, pengembangan inovasi tekhnologi, dan pengendalian konversi lahan.
  2. Perluasan areal pertanian, seperti ekstensifikasi dengan memanfaatkan lahan potensial.
  3. Percepatan penyiapan dan pelaksanaan beberapa kebijakan dan regulasi kelembagaan untuk melindungi lahan pertanian tanaman pangan/sawah. Wahyunto(2009)

Berbicara pengembangan kelembagaan untuk ketahanan pangan, berarti berbicara kelembagaan.Peluang pengembangan kelembagaan dalam rangka ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat masih ada, mengingat kebiasaan masyarakat yang memiliki pola makan beranekabahan pangan. Disamping itu, secara organisatoris, kelompok-kelompok tani ini dapat dimanfaatkan sebagai wadah atau organisasi lumbung pangan desa manakala memperoleh bimbingan yang intensif. Dengan demikian melembagakan ketahanan pangan nasional memerlukan suatu strategi. Dalam rangka pengembangan kelembagaan untuk ketahanan pangan dan peningkatan kesejahteraan petanidapat dilakukan melalui dua arus, yaitu melalui pengembangan norma-norma masyarakatdan pengembangan organisasi beserta normatifnya.

  1. Pengembangan norma-norma masyarakat

Pengembangan ini dapat ditempuh melalui kempanye atau penyuluhan secara nasional. Agar kebiasaan mengkonsumsi makan nasi oleh rumah tangga. Tetapi bisa dikombinasi atau diganti dengan bahan pangan lain yang potensial diprodukisi( jagung,sagu,ketela, dan ubi)sehingga tidak perlu impor beras. Pemerintah dan para penyuluh turut mengkampanyekan aneka ragam jenis makanan lokal yang potensial diproduksi dalam negeri sebagai makanan khas Indonesia yang bergizi kepada masyarakat. Dengan demikian, agar terjadi pelembagaan yakni menjadi kebiasaan dan tata kelakuan setiap rumah tangga dan masyarakat, bahwamakan tidak harus nas, makanan tidak harus berasal dari bahan gandum  yang harus diimpor.

  1. Pengembanganorganisasi besrta normatifnya

Organisasi kelompok-kelompok masyarakat/petani yang sekarang sedang dikembangkan oleh Departemen Pertanian RI melalui peraturan Menteri Pertanian Nomor: 273/ KPTS/ OT.164/4/2007 tentang : pedoman pembinaaan kelembagaan petani, agar dibina secara intensif melalui pendekatan dialogis serta dimanfaatkan juga sebagai wadah kerjasama untuk membentuk  “ lumbung pangan desa”. Peningkatan kemampuan kelompoktani dimaksudkan agar kelompok dapat berfungsi sebagai tempat: unit belajar, unit kerjasama, unit produksi, dan unit bisnis. Sunarru Samsi Hardi(2008).

Upaya untuk menghindari kerawanan pangan yang dialami oleh daerah-daerah yang memiliki kondisi alam dan curah hujan yang relatif sedikit seperti provinsi NTT, maka diperlukan suatu kebijakan yang sesuai dengan kondisi alam sehingga implementasinya lebih mudah. Menurut pakpahan dan pasandaran  ketahanan pangan merupakan resultan dari interaksi antara tekhnologi, sumberdaya alam, modal, sumberdaya manusia yang dikoordinasikan baik melalui mekanisme pasar ataupun mekanisme pengaturan lainnya seperti kebijakan pemerintah yang mengatur program produksi pertanian.

Peningkatan ketahanan pangan merupakan masalah utama yang dihadapi pemerintah baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah. Bahkan ketahanan pangan sudah menjadi isu nasional yang harus mendapatkan perhatian serius dari semua pihak sebagai upaya penguatan kapasitas dan daya saing bangsa. Masalah utama secara nasional yang berkenaan dengan pemantapan ketahanan pangan itu antara lain:

  • Kemampuan ketahanan pangan masyarakat dalam pemenuhan ketersediaan pangan dan mengakses pangan.
  • Ketergantungan konsumsi beras masih cukup tiggi dan belum optimalnya pemanfaatan pangan lokal untuk konsumsi pangan harian.
  • Cadangan pangan pemerintah masih terbatas, sementara cadangan pemerintah daerah dan masyarakat belum berkembang.
  • Masih rendahnya kualitas dan kuantitas konsumsi pangan penduduk, karena budaya dan kebiasaan makan masyarakat kurang mendukung konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang dan aman.
  • Belum berkembangnya industri pangan berbasis bahan pangan lokal untuk mendukung penganekaragaman konsumsi pangan.
  • Belum memadainya prasarana dan sarana trasportasi baik darat dan terlebih antar pulau.
  • Masih terjadinya kasus keracunan  akibat bahan kimia berbahaya pada makanan sehingga menimbulkan rendahnya ketahanan pangan masyarakat.
  • Jumlah penduduk rawan pangan masih cukup besar, meskipun telah menunjukkan trend yang menurun.

Permasalahan itu tentunya juga menjadi permasalahan utama didaerah karena pada dasarnya perkembangan daerah sangat bergantung pada kualitas kehidupan warganya. Oleh sebab itu, memang kondisi ketahanan pangan baik secara nasional maupun lokal yang masih  tergolong dalam kondisi rawan pangan, diperlukan upaya yang terintegrasi dan berkesinambungan dalam usaha peningkatan ketahanan pangan masyarakat. Sekalilagi patut ditegaskan bahwa ketahanan pangan merupakan kondisi dimana masyarakat memiliki daya beli terhadap pangan dan mampu mengakses kebutuhan pangan mereka. Dino Predi (2012)

Menjadi kewajiban pemerintah untuk menanggulangi masalah kemiskinan, pemerintah telah menetapkan beberapa upaya untuk mengurangi kerawanan/kerentanan pangan antara lain dengan cara:

  • Membangun infrastruktur agar terjalin integrasi antara sumber pasokan bahan pangan dan distribusinya dengan mengembangkan sentra-sentra produksi dan daerah-daerah lumbung-lumbung pangan baru.
  • Membangun partisipasi masyarakat dalam mengembangkan cadangan pangan bagi pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat tersebut.
  • Membangun kesadaran masyarakat untuk melakukan peningkatan kualitas konsumsi melalui penganekaragaman dan diversifikasi konsumsi pangan.
  • Meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu-ibu hamil dan menyusui, dan batita/balita.
  • Merevitalisasi SKPG untuk melakukan deteksi dini untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan pangan.

Upaya-upaya tersebut perlu dukungan dan/atau dikaitkan dengan pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal, pengembangan tekhnologi inovatif dan potensi pasar, serta penguatan ekonomi pedesaan yang sejalan dengan upayapengentasan kemiskinan. Pada dasarnya perkuatan ketahanan pangan nasional tentu perlu ditempuh melalui jalur utama yang sudah menjadi komponen bakunya.Dari yang sudah secara baku dituangkan berbagai komponen dari setiap  aspek ketahanan pangan, berikut ini hasil diskusi Pokja Ahli Dewan ketahanan pangan Provinsi Sumatera Selatan pada tahun 2011 merumuskan beberapa komponen yang mesti menjadi fokus dan penting untuk diimplementasikan, yaitu untuk aspek ketersediaan pangan adalah

a)      Pemantapan dan peningkatan produksi pangan domestik melalui intensifikasi dan ekstensifikasi pada lahan yang sesuai dan masih potensial.

b)      Pelestarian lahan pangan melalui audit lahan sawah, penerbitan peraturan daerah, pencegahan konversi lahan pangan, dan pencadangan lahan untuk pangan/beras yang mesti disertai kompensasi yang memadai bagi produsen.

c)      Fasilitasi dan jaminan kelancaran pasokan sarana produksi, terutama benih/bibit dan pupuk.

d)     Peningkatan dan perbaikan infrastruktur produksi dan transportasi didaerah sentra produksi melalui alokasi anggaran pemerintah pusat.

e)      Pengembangan produksi bahan pangan organik dan bahan pangan berbasis sumberdaya lokal.

f)       Pengembangan cadangan pangan daerah melalui pengembangan kerjasama antar pemerintah kabupaten/kota  dan peningkatan/revitalisasi fungsi dan peran lumbung desa dan cadangan pangan masyarakat.

g)      Pemantapan kesepakatan alokasi anggaran pertanian provinsi dan kabupaten/kota sentra produksi.

h)      Peningkatan ketersediaan dan kefungsian infrastruktur pasar dan pengolahan hasil.

i)        Peningkatan fasilitas pengeringan dan pengolahan hasil pangan pada daerah pasang surut .

Untuk mendukung upaya-upaya tersebut perlu dilakukan secara periodik analisis ketersediaan dan kebutuhan pangan masyarakat , dan analisis cadangan pangan ditangan masyarakat. Andy Mulyana (2012).

Dengan sumberdaya alam yang masih banyak tersedia, Indonesia tentu dapat memainkan peran penting dan strategis dalam memperkuat ketahanan pangan di wilayah ASEAN yang diprioritaskan pada aspek produksi, pengembangan pasar/perdagangan dan industri pangan. Dalam perjalanannya implementasi langkah strategis lainnya juga dilaksanakan secara bertahap dan atau simultan sesuai dengan kemajuan yang dicapai. Priorotas tersebut diperlukan karena Indonesia perlu juga memprioritas penanggulangan kemiskinan dan kerentanan pangan yang sebagian besar ternyata terjadi pada masyarakat petani itu sendiri. Prioritas peran tersebut disinergikan dengan prioritas peran negara negara anggota lainnya berpotensi besar untuk mewujudkan ketahanan pangan regional yang lebih kuat.

 Negara berkewajiban untuk menjamin ketersediaan pangan dan jumlah yang cukup bagi setiap warga negara, karena pada dasarnya setiap warga negara berhak atas pangan bagi keberlangsungan hidupnya. Penyediaan pangan oleh negara harus diupayakan melalui produksi pangan dalam negeri, dimana produksi ini harus senantiasa meningkat dari tahun ketahun seiring dengan pertambahan penduduk. Produksi pangan sangat bergantung pada tingkat produktivitas dan luas areal pangan.

Kebijakan pangan pemerintah sebagai pelaksanaan Undang-Undang Nomor 7 tahun 1996 dituangkan dalam peraturan pemerintah nomor 68 tahun 2002 mengenai ketahanan pangan, yang secara garis besar mengatur:

  • Ketersediaan pangan
  • Cadangan pangan nasional
  • Penganekaragaman pangan
  • Pencegahan dan penanggulangan masalah pangan
  • Peran pemerintah daerah dan masyarakat
  • Pengembangan sumberdaya manusia dan kerjasama internasional

Badan ketahanan pangan menyusun kebijakan umum mengenai ketahanan pangan yang arahnya adalah mewujudkan kemandirian pangan untuk menjamin ketersediaan dan konsumsi pangan yang cukup, aman bermutu, bergizi seimbang pada tingkat rumah tangga, daerah dan nasional sepanjang waktu dan merata melalui pemanfaatan sumberdaya dan budaya lokal, tekhnologi inovatif dan peluang pasar  serta memperkuat ekonomi kerakyatan dan mengentaskan dari kemiskinan.  Yunasti Purwaningsih (2008).

            Menurut Maslow, kebutuhan dasar manusia adalah fisiologis yang didalamnya termasuk pangan, dengan demikian pangan harus terpenuhi di dalam kehidupan manusia, pangan merupakan  komponen dasar untuk membentuk sumber daya manusia yang sehat dan berkualitas. UU No.12 tahun 1996 tentang pangan, bahwapangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati dan air, baik yang diolah maupun yang tidak diolah, yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan, dan bahan lain yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan atau pembuatan makanan atau minuman. Proyeksi produksi tanaman pangan diindonesia tampak bahwa dari tahun ketahun ada laju pertambahan peningkatan produksi pertanian tanaman pangan baik padi, jagung, kedelai, kacang tanah, ubi katu, maupun ubi jalar. Tetapi dari antara konsumsi pangan itu, konsumsi pangan padi masih lebih banyak.

 

Proyeksi produksi tanaman pangan( juta ton) di Indonesia tahun 2007- 2009

 

Jenis tanaman

Produksi 2007

Laju

%

Produksi

2008

Laju

%

Produksi

2009

Laju

%

Padi

56,39

1,20

57,05

1,18

57,70

1,15

Jagung

12,84

4,31

13,38

4,22

13,96

4,33

Kedelai

0,88

6,50

0,939

6,50

1,00

6,50

Kacang tanah

0,84

0,41

0,84

0,65

0,85

0,71

Ubi kayu

19.74

0,47

19,81

0,35

19,81

0,42

Ubi jalar

1,89

0,35

1,90

0,40

1,91

0,45

 

Setelah melihat data tentang konsumsi masyarakat dengan pangan padi yang sangat tinggi oleh karena itu Indonesia harus mengimpor beras.

Proyeksi produksi, impor dan konsumsi beras di Indonesia

Tahun

Produksi

(ton)

Impor

(ton)

Konsumsi

(ton)

Selisih kproduksi-konsumsi (ton)

2010

44.217.300

16.530,10

49.371.096,70

-5.153.796,7

2015

34.348.280

24.727,53

54.827.597,20

-20.479.3172

2020

18.573.760

35.215,10

63.970.027,70

-45.396.267,2

 

Sampai dengan tahun 2010 konsumsi jagung masih bisa dicukupi dari produksi dalam negeri, namun demikian tahun-tahun berikutnya 2015 dan 2030 konsumsi tampak meningkat dan menyebabkan kekurangan meskipun dengan mengimpor. Untuk bahan pangan kedelai, konsumsi juga melebihi produksi sehingga untuk mencukupinya masih memerlukan impor.

Proyeksi produksi, impor dan konsumsi jagung di Indonesia

 

Tahun

 

Produksi

(ton)

Impor

(ton)

Konsumsi

(ton)

Selisih kproduksi-konsumsi (ton)

2010

12.646.900,00

2.144.932,00

11.831.101,40

815.798,60

2015

14.089.347,50

2.991.273,13

23.788.092,40

-9.698.744,90

2030

16.809.740,00

6.752.768,00

126.747.525,40

-109.937.785,40

 

Proyeksi produksi, impor dan konsumsi kedelai di Indonesia (1000 ton)

Tahun

produksi

Konsumsi

Surplus/defisit

2010

837,19

1.882,72

-1.045,57

2015

964,40

2.069,28

-1.104,88

2030

1.474,21

2.747,26

-1.273,15

                             

Sunarru Samsi Hariadi (2008).

            Produktivitas lahan tanaman pangan merupakan salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan. Penggunaan tenaga kerja, pupuk nitrogen, pupuk phosfat, dan pupuk organik meningkatkan produktivitas lahan. Tingkat pendidikan berpengaruh nyata terhadap produktivitas lahan, namun umur petani tidak berpengaruh nyata terhadap produktivitas lahan. Produktivitas lahan para petani pemilik penggarap lebih tinggi dari produktivitas lahan  petani lainnya. Sebaliknya, produktivitas lahan para petani peminjam lahan kehutanan lebih rendah dari produktivitas lahan lainnya. Suwarto (2008)

            Diversifikasi bahan pangan merupakan suatu proses pemilihan bahan yang tidak tergantung kepada satu jenis saja tetapi lebih terhadap macam-macam bahan pangan mulai dari aspek produksi, aspek pengolahan, aspek distribusi hingga aspek konsumsi pangan pada tingkat rumah tangga (tampubolon,1998). Intinya, diversifikasi bahan pangan ditujukan pada penganekaragaman pangan yang berasal dari bahan pangan pokok dan semua bahan pangan lain yang dikonsumsi rumah tangga termasuk lauk pauk,sayuran, buah-buahan  dan makanan kudapan. Diharapkan, semakin beragam dan seimbang komposisi pangan yang dikonsumsi akan semakin baik kualitas gijinya.

            Untuk menilai keanekaragaman pangan digunakan pendekatan pola pangan harapan ( PPH). Dengan pendekatan PPH dapat dinilai mutu pangan berdasarkan skor pangan. Semakin tinggi skor mutu pangan menunjukkan bahwa konsumsi pangan semakin beragam dan komposisinya semakin baik/berimbang. Vini, Wulandari (2008).

            Dalam konteks hubungan antara manusia dengan pangan, bentuk hubungan yang perlu diperhatikan dalam analisis ketahanan pangan sebenarnya adalah hubungan antara manusia dengan manusia terhadap pangan. Pangan yang dikonsumsi X pangan hari ini adalah pangan yang tidak dapat dikonsumsi  oleh orang lain, dan demikian juga sebaliknya  ( Pakpahan dan pasandaran, 1990:62). Oleh karena itu ketahanan pangan merupakan produk hubungan antara orang dengan orang, dan bukan orang dengan pangan. Ketahanan pangan selalu berkonteks sosial, hal ini didasarkan pada bahwa kondisi ketahanan pangan perlu diraih karena alasan:

  1. Situasi ketahanan pangan dengan sendirinya merupakan situasi yang aman.
  2. Ketahanan pangan diperlukan khususnya dalam menghadapi unsur ketidakpastian produksi pangan dimasa datang.

Kaum Maltusian berargumentasi bahwa ketidak-tahanan pangan dan kelaparan adalah soal produksi dan ketersediaan semata, namun hal ini dibantah oleh beberapa pakar  pangan diantara oleh Dreze dan Sen (1989:9) yang menyatakan bahwa ketidaktahanan pangan dan kelaparan terjadi karena ketiadaan akses atas pangan

            Untuk tujuan kebijakan pemerintah, ketahanan pangan dapat dipikirkan sebagai spektrum yang terus menerus dari perspektif mikro nutrisi yang baik bagi semua orang ke perspektif makro yang menjamin suplai pangan secara teratur pada level nasional, regional dan pasar lokal. Sasaran penting dari kebijakan pangan adalah menciptakan suatu lingkungan dimana terdapat akses untuk daya beli, pengetahuan nutrisi dan perawatan kesehatan pada semua rumah tangga untuk menjamin permintaan pangan di pasaran. Menciptakan ketahanan pangan baik pada tingkat mikro maupun tingkat makro adalah tugas yang rumit di dalam ekonomi yang beriorientasi pasar, namun demikian nomi yang demikian yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan mengurangi tingkat kemiskinan. Nursalam(2010).

            Pola konsumsi masyarakat pada masing-masing daerah berbeda-beda, tergantung dari potensial daerah dan struktur budaya masyarakat. Pola konsumsi masyarakat indonesia  masih didominasi padi-padian, khususnya beras, yang diindikasikan oleh tingginya starchi staple ratio.  Masyarakat  umumnya mempunyai ketergantungan yang kuat terhadap beras sebagai sumber karbohidrat dan sebagai upaya untuk mengurangi ketergantungan masyarakat pada beras, maka perlu menggali potensi lokal yang berbasis non beras untuk memenuhi kebutuhan pangannya.

            Pada saat mendatang diharapkan akan terwujud pola konsumsi pangan masyarakat yang bergizi, beragam dan berimbang berbasis potensi lokal yang bermuara pada terwujudnya ketahanan pangan yang berkelanjutan. Oleh karenanya diversifikasi konsumsi pangan potensial lokal menjadi sesuatu yang mendesak untuk segera diupayakan.

            Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji pola diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal pada rumah tangga pedesaan, mengkaji hubungan pendapatan rumah tangga dengan konsumsi pangan pokok, dan menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi pola diversifikasi konsumsi pangan pokok berbasis potensi lokal dalam mewujudkan ketahanan pangan rumah tangga pedesaan. Ni Made Suyastiri (2008).

           

Mengacu dari konsep awal ketahanan pangan dan perkembangannya, pada dasarnya dalam ketahanan pangan terdapat empat pilar yaitu:

  1. Aspek ketersediaan (food availibility)
  2. Aspek stabilitas ketersediaan atau pasokan(stability of supplies)
  3. Aspek keterjangkauan (acces to supplies)
  4. Aspek konsumsi pangan (food utilization)

Keempat pilar ini mengindikasikan bahwa pangan harus tersedia dalam jumlah yang cukup, baik dimusim panen maupun paceklik, terdistribusi merata diseluruh pelosok negeri, harganya terjangkau oleh orang yang miskin sekalipun, dan aman serta bermutu.

            Produksi komoditas tanaman pangan menunjukkan perkembangan yang berbeda antar komoditas. Komoditas padi dan jagung mengalami perkembangan yang cukup baik selamaperiode 2000- 2009, yaitu masing-masing 3,31 dan 6,81 persen pertahun. Perkembangan produksi tersebut bersumber dari perkembangan luas panendan produktivitas yaitu masing-masing 2,33 dan 0,98 persen untuk padi dan 2,27 dan 4,54 persen untuk jagung. Ini menunjukkan bahwa perkembangan produksi padi lebih tergantung pada perkembangan luas panen, sedangkan untuk jagung lebih tergantung pada perkembangan produktivitas. Sebaliknya, produksi kedelai dalam periode yang sama cenderung menurun 0,63 persen per tahun.penurunan ini lebih disebabkan oleh penurunan luas panen 1,59 persen .

            Meskipun secara umum produksi komoditas tanaman pangan meningkat, namun demikian utuk meningkatkan produksi pangan indonesia masih dihadapkan pada berbagai kendala. Kendala peningkatan produksi komoditas tanaman pangan antara lain adalah terus berlanjutnya konversi lahan pertanian ke non pertanian, semakin langkanya ketersediaan sumber daya air untuk pertanian, fenomena iklim yang semakin tidak menentu. Dilihat dari sisi ketersediaan, kinerja ketersediaan pangan nasional menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan. Untuk  mengimbangi   permintaan pangan, pemerintah mengambil kebijakan impor untuk komoditas yang ketersediaannya tidak dapat dipenuhi dari domestik. Angka ketergantungan impor yang relatif tinggi adalah susu, kedelai dan susu. Ketergantungan impor beras ada kecenderungan meningkat. Terkait dengan upaya peningkatan ketersediaan pangan tersebut, peluang indonesia untuk menjadi lumbung pangan dunia di tengah krisis ekonomi global dan tantangan fenomena perubahan iklim ( El Nino)masih terbuka. Dalam upaya peningkatan ketersediaan pangan sumber protein pemerintah telah mencanangkan program peningkatan swasembada daging nasional. Untuk itu, disamping masalah teknik pengusahaan ternak, salah satu upaya terobosan yang dilakukan adalah dengan melaksanakan program sarjana masuk desa (SMD) Handewi dan Erma (2010).

Negara berkewajiban untuk menjamin ketersediaan pangan dalam jumlah yang cukup bagi setiap warga negara, karena pada dasarnya setiap warga negara berhak atas pangan bagi keberlangsungan hidupnya. Penyediaan pangan oleh negara harus diupayakan melalui produksi pangan dalam negeri, dimana produksi ini harus senantiasa meningkat dari tahun ketahun  seiring dengan pertambahan penduduk. Sebagai penyedia bahan pangan, perjalanan sektor pertanian di Indonesia semenjak 1967 sampai sekarang, secara umum mengalami:

  • Fase konsolidasi

Fase ini dalam membangun pertanian menerapkan tiga kebijakan yaitu: intensifikasi, ekstensifikasi dan diversifikasi.

  • Fase tumbuh tinggi

Fase ini menerapkan revolusi hijau membawa Indonesia kepada pencapaian swasembada pangan.

  • Fase dekonstruksi

Pencapaian swasembada pangan menimbulakan persepsi bahwa pembangunan pemerintah akan bergulir dengan sendirinya.

  • Fase krisis ekonomi

Sektor pertanian harus menanggung dampak krisis ekonomi melalui keharusan menyerap limpahan tenaga kerja sektor informal perkotaan. Dampaknya adalah sektor pertanian termasuk petani, terus terpojok dan terpinggirkan.

 

 

Pertumbuhan PDB dan produksi pertanian Indonesia 1967-2001

Keterangan

Konsolidasi

1967-78

Tumbuh Tinggi

1978-86

Dekonstruksi

1986-97

Krisis Ekonomi

1997-2001

PDB Pertanian

3,39

5,72

3,38

1,57

Tanaman Pangan

3,58

4,95

1,90

1,62

Tanaman Perkebunan

4,53

5,85

6,23

1,29

Peternakan

2,02

6,99

5,78

-1,92

Perikanan

3,44

5,15

5,36

5,45

Produksi pertanian

3,57

6,76

3,99

-0,47

Produktivitas Lahan

2,08

4,13

1,83

-1,45

Produktivitas tenaga kerja

2,32

5,57

2,03

-0,47

  Yunastiti Purwaningsih (2008).

 

Ketersediaan pangan yang stabil merupakan salah satu kebutuhan dalam kelangsungan sebuah negara untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional. Secara strategis masing-masing negara-negara memiliki perencanaan pembangunan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya, baik secara bilateral, regional,maupun multilateral. Perkembangan ketersediaan beras,khususnya Indonesia, sangat terkait dengan gambaran perekonomian yang terjadi dalam negeri maupun internasional. Setelah melawati krisis 1998, dimana ekonomi sudah pulih maka ketersediaan pangan cenderung positif.

 

 

 

 

II  PEMBAHASAN

Ketahanan pangan tercipta ketika masyarakat bisa mendapatkan makanan yang aman, bergizi, dan harganya terjangkau, yang menjadi dasar hidup yang aktif dan sehat. Bisnis Cargill memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan dengan menyediakan makanan bergizi yang dapat meningkatkan diet. Setiap tahun, kita bekerja sama dengan jutaan petani untuk membantu mereka menghasilkan pangan dalam jumlah yang lebih banyak dan secara lebih berkesinambungan, memperluas pasar, mendapatkan harga yang layak, dan untuk meningkatkan standar hidup mereka. Kita juga bekerja sama dengan mitra di sektor publik dan swasta untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi kelaparan dan untuk memastikan semua orang bisa mendapatkan makanan yang aman, bergizi, dan harganya terjangkau. Dalam lima tahun terakhir, Cargill telah menyumbangkan lebih dari $55 juta untuk mengurangi kelaparan dan meningkatkan gizi di seluruh belahan dunia melalui program kemitraan dengan berbagai organisasi internasional, nasional, dan organisasi lokal.

                                           

Sehubungan dengan semakin banyaknya penduduk indonesia yang tidak esbanding dengan ketersediaan pangan, oleh karena itu pemerintah memiliki kewajiban untuk menjamin ketersediaan pangan dengan jumlah yang cukup. Pemerintah harus berupaya untuk meningkatkan produksi pangan dari tahun ke tahun. Maka diharapkan masyarakat agar dapat mengganti beras sebagai makanan utama yang dapat diganti dengan makanan pokok lain.Ada berbagai faktor untuk meningkatkan ketahanan pangan dan sekaligus mensejahterakan masyarakat.

  Di Indonesia, ketahanan pangan masih berupa wacana. Permasalahan ketahanan pangan masih terus terjadi, yang mencakup aspek produksi dan ketersediaan pangan. Produksi bahan pangan belum mampu untuk memenuhi kebutuhan penduduk. Hal ini disebabkan oleh laju pertumbuhan produksi pangan yang relatif lebih lambat dari permintaannya. Sejauh ini, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan impor. Namun, sampai kapan bangsa ini akan mengandalkan bahan pangan impor? Hal ini tidak akan membuat bangsa ini berkembang, justru akan mengancam stabilitas ketahanan pangan dan mengancam produk dalam negeri. Selain itu, permasalahan distribusi pangan dari produsen ke konsumen juga masih menuai kendala.

  • Lahan yang luas

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang selama ini masih diandalkan oleh Negara Indonesia karena sektor pertanian mampu memberikan pemulihan dalam mengatasi krisis yang terjadi di Indonesia. Keadaan inilah yang menampakkan bahwa sektor pertanian sebagai salah satu sektor yang andal dan mempunyai potensi besar untuk berperan sebagai pemicu pemulihan ekonomi nasional melalui salah satunnya adalah ketahanan pangan nasional. Dengan demikian diharapkan kebijakan untuk sektor pertanian lebih diutamakan. Namun setiap tahun untuk luas lahan pertanaian selalu mengalami alih fungsi lahan dari lahan sawah ke lahan non sawah. Ketahanan pangan merupakan salah satu dari 11 prioritas dengan substansi inti program aksinya yang meliputi pengembangan kawasan dan tatat ruang pertanian, pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, adaptasi terhadap perubahan iklim, peningkatan penelitian dan pengembangan, serta peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan melalui peningkatan pola pangan harapan. Berdasarkan hal tersebut, pendayagunaan tanah terlantar dapat diarahkan untuk mendukung program aksi ketahanan pangan melalui pengembangan lahan untuk pertanian pangan dan ikut serta dalam mendorong peningkatan kualitas gizi dan keanekaragaman pangan masyarakat. Tetapi luas lahan juga tidak akan mampu mengatasi masalah ketahanan pangan, jika lahan yang digunakan tidakmenghasilkan produksi padi yang meningkat. Maka diperlukan pupuk supaya produktivitas padi baik.

Dibawah ini adalah data yang menunjukkan luas panen dan produksi tanaman padi diseluruh provinsi di Indonesia

 

 

 

 

Tabel Luas Panen- Produktivitas- Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi

 

Unduh Tabel

Provinsi

Jenis Tanaman

Tahun

Luas Panen(Ha)

Produktivitas(Ku/Ha)

Produksi(Ton)

Indonesia

Padi

2013

13837213.00

51.52

71291494.00

Aceh

Padi

2013

419183.00

46.68

1956940.00

Sumatera Utara

Padi

2013

742968.00

50.17

3727249.00

Sumatera barat

Padi

2013

487820.00

49.82

2430384.00

Riau

Padi

2013

118518.00

36.63

434151.00

Jambi

Padi

2013

153243.00

43.36

664535.00

Sumatera Selatan

Padi

2013

800036.00

45.96

3676723.00

Bengkulu

Padi

2013

147680.00

42.17

622832.00

Lampung

Padi

2013

640948.00

50.28

3222789.00

Bangka Belitung

Padi

2013

10205.00

27.81

28384.00

Kepulauan Riau

Padi

2013

379.00

36.15

1370.00

DKI Jakarta

Padi

2013

1744.00

58.88

10268.00

Jawa Barat

Padi

2013

2029891.00

59.53

12083162.00

Jawa Tengah

Padi

2013

1845447.00

56.06

10344816.00

DI Yogyakarta

Padi

2013

159266.00

57.88

921824.00

Jawa Timur

Padi

2013

2037021.00

59.15

12049342.00

Banten

Padi

2013

393704.00

52.92

2083608.00

Bali

Padi

2013

150380.00

58.66

882115.00

Nusa Tenggara Barat

Padi

2013

438057.00

50.08

2193698.00

Nusa Tenggara Timur

Padi

2013

222469.00

32.80

729666.00

Kalimantan Barat

Padi

2013

464615.00

31.01

1440902.00

Kalimantan Tengah

Padi

2013

247217.00

32.81

811211.00

Kalimantan Selatan

Padi

2013

479721.00

42.34

2031029.00

Kalimantan Timur

Padi

2013

138768.00

40.63

563850.00

Sulawesi Utara

Padi

2013

127413.00

50.10

638373.00

Sulawesi Tengah

Padi

2013

224317.00

45.98

1031324.00

Sulawesi Selatan

Padi

2013

983107.00

51.22

5035830.00

Sulawesi Tenggara

Padi

2013

132945.00

42.23

561361.00

Gorontalo

Padi

2013

56894.00

52.01

295913.00

Sulawesi Barat

Padi

2013

91035.00

48.79

444203.00

Maluku

Padi

2013

24399.00

41.74

101835.00

Maluku Utara

Padi

2013

19281.00

37.57

72445.00

Papua Barat

Padi

2013

7431.00

39.80

29572.00

Papua

Padi

2013

41111.00

41.30

169790.00

 

 

 

 

  • Menganekaragamkan pangan

 Di Indonesia terdapat makanan yang menjadi pangan pokok, tetapi masyarakat indonesia sebagian besar masih menganggap bahwa beras adalah makanan utama yang tidak bisa digantikan oleh makanan lain. Hal ini yang menyebabkan indonesia harus mengimpor beras. Kita tahu bahwa diindonesia terdapat berbagai makanan selain beras diantaranya adalah ubi-ubian, jagung, gandum, sagu dan lain sebagainya. Tujuan dari menganekaragamkan pangan ini adalah

a)      Memantapkan pola konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA);

b)      Mendorong peningkatan penganekaragaman konsumsi pangan masyarakat melalui Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan berbasis pangan lokal dan LCM (Lomba Cipta Menu)

c)      Memfasilitasi laboratorium keamanan pangan segar dan peningkatan mutu dan keamanan pangan.

http://www.paskomnas.com/UserFiles/Image/News/GAMBARAN-UMUM-PANGAN-DUNIA_05.jpg

 

 

 

 

 

 

 

 

  • Ketersediaan Pangan
    1. Meningkatkan ketersediaan pangan yang berasal dari produksi dalam negeri untuk mencukupi kebutuhan pangan masyarakat;
    2. Mengkoordinasikan dan mengembangkan cadangan pangan dan pemantapan kelembagaan pangan;
    3. Meningkatkan peran serta stake holder dan masyarakat dalam upaya mencegah dan penanggulangi kerawanan pangan
  • Distribusi Pangan
    1. Mendorong dan memberikan kontribusi terhadap terwujudnya distribusi pangan yang efektif dan efisien;
    2. Menumbuh kembangkan koordinasi dan sinergi kebijakan distribusi pangan;
    3. Mendorong peran serta kelembagaan pangan dan masyarakat dalam meningkatkan kelancaran distribusi, menciptakan stabilisasi harga dan meningkatkan akses pangan.
    4. Penanganan daerah rawan pangan melalui SIDI (Sistem Informasi Dini) dan penyusunan peta rawan pangan melalui Sistem Keamanan Pangan dan Gizi (SKPG).
  • Penyuluhan
    1. Pengembangan penyuluh dan kelembagaan penyuluh yang handal dan  professional di Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan;
    2. Pemberdayaan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) ditingkat Kecamatan sebagai home base dan basis penyebaran informasi ketahanan pangan dan agribisnis;
    3. Pengembangan sarana dan prasarana serta penguatan  koordinasi program dan programa penyuluhan ditingkat Provinsi, Kabupaten/Kota dan Kecamatan ;
    4. Peningkatan koordinasi, integrasi dan sinkronisasi antar pemerintah dalam penyelenggaraan penyuluhan

KEBIJAKAN  DAN  STRATEGI  MENUJU  INDONESIA  TAHAN  PANGAN  DAN  GIZI 2015

 

Kebijakan merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memberi arah dalam pelaksanaan pembangunan yang efektif dan efisien serta tepat sasaran, agar pembangunan yang dilaksanakan secara cepat dapat menyelesaikan berbagai permasalahan pembangunan daerah. Selain itu, pembangunan diharapkan dapat berkesinambungan dan menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah daerah.

Mekanisme pelaksanaan pembangunan sedapat mungkin melibatkan peran masyarakat berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian juga peran pemerintah dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam memfasilitasi pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan sumber daya manusia yang didukung oleh penyediaan akses modal dan akses pasar.

 

1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan 
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang 
4. Peningkatan status gizi masyarakat 
5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan

  1. Arah kebijakan Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
    1. Menjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalam jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai kaidah kesehatan dan gizi seimbang
       
    2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukan dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat hingga di tingkat desa dan atau komunitas
       
    3. Meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melalui penetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tata ruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta sumberdaya lahan dan air.
       
  2. Arah kebijakan Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses pangan 
    1. Meningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yang miskin
       
    2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdagangan pangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusi dan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerah
       
    3. Mengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan dan pemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan dan mendorong peningkatan nilai tambah
       
    4. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaan ekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skema distribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yang mengalami kerawanan pangan
       
  3. Arah kebijakan Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang 
    1. Meningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses pangan untuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutu yang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbang.
       
    2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi peran serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai implementasi pemenuhan hak atas pangan; 
       
    3. Mengembangkan program perbaikan gizi yang cost effective, diantaranya melalui peningkatan dan penguatan 
      program fortifikasi pangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A
       
    4. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan hak atas pangan dan gizi
       
    5. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan pangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin terutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.
       
  4. Arah kebijakan Peningkatan status gizi masyarakat 
    1. Mengutamakan upaya preventif, promotif dan pelayanan gizi dan kesehatan kepada masyarakat miskin dalam rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro (kurang vitamin dan mineral)
       
    2. Memprioritaskan pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahun tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya
       
    3. Meningkatkan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi sehingga terjamin adanya keterpaduan kebijakan, program dan kegiatan antar sektor di pusat dan daeah, khususnya dengan sektor kesehatan, pertanian, industri, perdagangan, pendidikan, agama, serta pemerintahan daerah.
       
  5. Arah kebijakan Peningkatan mutu dan keamanan pangan 
    1. Meningkatkan pengawasan keamanan pangan
       
    2. Melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang mutu dan keamanan pangan
       
    3. Meningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritel terhadap keamanan pangan
       
    4. Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,
       
    5. Mengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yang aman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau oleh usaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.  www.scribd.com/doc/61418172/Nuhfil 

Masalah yang menyebabkan ketahanan pangan menurun

Berbagai faktor yang menyebabkan ketahanan pangan menurun dapat disebabkan oleh berbagai faktor beberapa diantaranya adalah:

  • Produktivitas lahan

Kondisi tanah yang tidak dapat memproduksi  poangan yang banyak. Hal ini disebabkan karen akurang suburnya lahan, karena kekurangan produk. Petani selalu mengharapkan bantuan dari pemerintah untuk memberikan pupuk yang berkualitas demi hasil panen mereka.Penerapan teknologi yang masih setengah-setangah oleh para petani menjadi salah satu akibat kesuburan lahan yang terus menurun. Seperti penggunaan pupuk kimia yang tidak sesuai dengan dosis dan dilakukan secara terus menerus sejak adanya revolusi hijau sampai sekarang. Akibat yang ditimbulkan adalah lahan menjadi tidak subur dan produktivitas mengalami levelling off dan bahkan terjadi penurunan produktivitas. 

  • Hama penyakit

Faktor ini selalu meresahkan para petani,  mereka bahkan mengalamigagal panen karena hama penyakit tersebut. Hal ii menyebabkan produksi pangan yang menurun sehingga mengakibatkan ketahanan pangan menurun.

  • Bencana

Faktor ini merupakan diluar dugaan manusiaa, yang secara tiba-tiba datang, dan pengaruhnya terhadap produksi pangan sangat besar. Salah satu contohnya adalah banjir, banjir dapat menggagalkan panen, sehingga menyebabkan ketahanan pangan menurun. Disamping banjir masih terdapat bencana lain yang mengakibatkan ketahanan pangan menurun contohnya musim kemarau yang berkepanjangan, longsor dan lain-lain.

  • Aksesibilitas yang terbatas
    Aksesibilitas yang terbatas akan mengakibatkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang bermutu dan bergizi sehingga akan menghambat kesinambungan ketahanan pangan. Pemenuhan kebutuhan pangan harus menekankan status gizi yang baik, beragam, seimbang dan aman untuk di konsumsi, atau dalam dunia ketahanan pangan dikenal sebagai B2SA (beragam, bergizi, seimbang dan aman).

 

 

 

                     

 

III  KESIMPULAN

Dari berbagai tulisan-tulisan yang saya kumpulkan dan juga berdasarkan data- data yang terkait dengan ketahanan pangan nasional  dapat disimpulkan bahwa ketahanan pangan harus diperhatikan oleh pemerintah secara serius, karena masih banyak masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mengonsumsi pangan. Walaupun indonesia merupakan sumber alam yang sangan banyak, tetapi warga indonesia masih banyak yang tergolong dalam kemiskinan. Berbagai upaya harus dilakukan oleh pemerintah untuk menanggulangi masalah ketahanan pangan sekaligus masalah kemiskinan, diantaranya adalah melakukan strategi yang mampu meningkatkan ketahanan pangan. Berbagai strategi itu diharapkan mampu meningkatkan ketahanan pangan nasional dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Beberapa faktor yang terkait dalam peningkatan ketahanan pangan nasional adalah

  1. Sumber daya alam

Sumber daya alam di Indonesia tidak perlu diragukan lagi, luas lahan untuk pertanian cukup untuk memproduksi pangan bagi masyarakat Indonesia,

  1. Sumber daya manusia

Mungkin salah satu yang menyebabkan mengapa masyarakat Indonesia masih banyak yang kekurangan adalah karena sumber daya manusia. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pendidikan itu sangat berpengaruh bagi ketahanan pangan. Artinya dengan pendidikan yang tinggi manusia dapat memikirkan maupun mengolah bagaimana caranya untuk memptoduksi pangan dalam jumlah yang besar. Dengan pengetahuannya dia akan bisa menerapkan tahap-tahap memproduksi pangan yang benar. Tetapi karena masyarakat Indonesia masih kekurangan sumber daya manusia untuk memanfaatkan sumber daya alam yang sudah tersedia maka, Indonesia masih mengalami kemiskinan.

  1. Konsumsi pangan

Masalah konsumsi pangan adalah masyarakat indonesia yang masih berpikiran bahwa pangan itu hanya beras. Sebagian besar warga di Indonesia mengonsumsi beras sebagai pangan. Maka dari itu Indonesia harus mengimpor beras. Padahal di Indonesia terdapat beragam makanan yang layak untuk dikonsumsi masyarakat, buakn berarti makanan selain beras itu tidak mengandung gizi/nutrisi. Kandungan gizi/nutrisi yang ada dalam makanan seperti jagung, umbi-umbian, gandum dan lain sebagainya juga mengandung gizi/nutrisi.

  1. Penyuluhan

Pemerintah perlu melakukan penyuluhan kepada warga Indonesia untuk meningkatkan ketahanan pangan. Salah satu contohnya melakukan penyuluhan kepada para petani, yaitu bagaimana cara mengolah lahan, menanam tanaman, supaya dapat berproduktivitas dengan baik.

Berdasarkan beberapa faktor diatas masalah kekurangan pangan dapat teratasi, tetapi hal itu juga harus didukung oleh semua masyarakat bukan hanya pemerintah saja, akan tetapi jika lebih baik antara masyarakat dengan pemerintah bekerja sama.

 

 

IV   DAFTAR PUSTAKA

 

 Rachman,Handewi dan Suryani,Erna.2010.Dampak Krisis Pangan- Energi- Finansial (PEF) Terhadap Kinerja Ketahanan Pangan Nasional, 28(2):107-121.

Supadi.2009.Dampak Impor Kedelai Berkelanjutan Terhadap Ketahanan Pangan, 7(1):87-102.

Hariadi,Sunarru Samsi.2008.Urgensi Pembangunan Pedesaan Dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional,4(2):75-86.

Suwarto.2008.Produktivitas Lahan dan Biaya Usaha  Tani Tanaman Pangan Di Kabupaten Gunung Kidul,9(2):168-183.

Fatimah,Siti dan Natalia,Luciadestri dan Rahayuning,Dina.2013. Hubungan Ketahanan Pangan Tingkat Keluarga dan Tingkat Kecukupan Zat Gizi dengan Status Gizi Batita di Desa Gondangwinangun Tahun 2012,2(2):1-18.

Las,Irsal dan Mulyani,Anny dan Ritung,S.2011.Potensi dan Ketersediaan Sumber Daya Lahan untuk Mendukung Ketahanan Pangan,:73-80.

Wahyunto.2009.Lahan Sawah Di Indonesia Sebagai Pendukung Ketahanan Pangan Nasional,18(2):133-152.

Arumsari,vini.2008.Peran Wanita Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Pada Tingkat Rumah Tangga Di Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta,13(1):71-82.

Nursalam.2010.Implementasi Kebijakan Peningkatan ProduksiTanaman Pangan Lokal dan Ketahanan Pangan Di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT),1(1):1-12.

Suyastiri,Ni Made.2008.Diversifikasi Konsumsi Pangan Pokok Berbasis Potensi Lokal Dalam Mewujudkan Ketahanan Pangan Rumah Tangga Pedesaan Di Kecamatan Semin Kabupaten Gunung Kidul,13(1):51-60.

Purwaningsih,Yunastiti.2008. Ketahanan Pangan: Situasi,Permasalahan,Kebijakan,dan Pemberdayaan Masyarakat,9(1):1-27.

Predi,Dino.2012.Peranan Badan Ketahanan Pangan Dalam Peningkatan Ketahanan Pangan,10(1):7-16.

Hanani,Nuhfil.2012.Strategi Pencapaian Ketahanan Pangan Keluarga,1(1):1-10.

Hariadi,Sunarru Samsi dan Mudiyonodan Prihatin, Djuni.2012.Ancaman Ketahanan Pangan Rumah Tangga Petani,2(2):1-13.

Mulyana,Andy.2012.Penguatan Ketahanan Pangan Untuk Menekan Jumlah Penduduk Miskin dan Rentan Pangan di Tingkat Nasional dan Regional,1(1): 11-18.

investasi dan penanaman modal

NAMA      : MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS      : 1EB16

NPM          : 25213340

 

 

TOPIK                     : INVESTASI DAN PENANAMAN MODAL

JUDUL         : ANALISIS TENTANG FAKTOR-FAKTOR YANG        MEMPENGARUHI INVESTASI DAN RETURN SAHAM

 

 

 

 

I       PENDAHULUAN

 

 

  1. LATAR BELAKANG

 

Mengapa setiap  menyinggung return saham pasti selalu melibatkan investasi?. Ya,sebenarnya investasi dan return saham adalah dua hal yang saling berhubungan satu sama lain.Contohnya seseorang menanamkan modalnya di satu perusahaan, salah satu tujuannya adalah untuk mendapatkan return saham yang maksimal.Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari investasi.Meskipun untuk mencapai return saham yang baik dengan kata lain investor memperoleh keuntungan harus melakukan usaha keras dan memperhatikan berbagai aspek, khususnya hal-hal yang berhubungan dengan investasi. Setiap perusahaan selalu mengharapkan investor untuk menanamkan modal di perusahaannya, meskipun investasi ini bukan faktor utama dalam pengembangan perusahaan, akan tetapi investasi sangat berpengaruh terhadap perusahaan. Seorang investor tidak mudah menanamkan modal dalam suatu perusahaan, karena banyak resiko yang harus diperhatikan oleh seorang investor, Oleh karena itu harus mampu membuat keputusan yang baik.

Investasi sering juga disebut penanaman modal atau pembentukan modal. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal atau perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian. Jadi sebuah pengeluaran dapat dikatakan sebagai investasi jika ditujukan untuk meningkatkan kemampuan produksi. Investasi merupakan hal yang penting dalam perekonomian.

Dalam ekonomi ada terminologi “there is no (economic) growth without investment”.  Pernyataan ini mengandung makna bahwa investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, walaupun investasi bukan satu-satunya komponen pertumbuhan ekonomi.

Investasi dilakukan oleh perusahaan untuk memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lain. Dengan kemampuan daya saingnya, perusahaan itu juga bisa meningkatkan kinerja perusahaan. Oleh karena itu perusahaan harus mampu membuat keputusan investasi, karena keputusan investasi itu sangat berpengaruh bagi kinerja perusahaan.

Setiap perusahaan pasti menginginkan kinerja perusahaan yang baik, karena dengan kinerja perusahaan yang baik  mempunyai harga saham yang terus meningkat.Tujuan investor dalam berinvestasi adalah untuk memperoleh return yang maksimal, meskipun dia harus menanggung berbagai macam risiko.Banyak risiko-risiko yang harus diperhatikan oleh seorang investor, diantaranya adalah risiko yang dapat di diversifikasi(diversifiable risk ) dan risiko yang tidak dapat di diversifikasi (nondiversifiable risk). Apabila seorang investor dapat menghadapi dan melewati risiko-risiko tersebut, maka investor akan mendapatkan return. Ternyata bukan hanya risiko yang perlu diperhatikan oleh seorang investor, ada faktor lain yang perlu diperhatikan seorang investor sebelum dia melakukan investasi,diantaranya adalah tingkat suku bunga, inflasi dan faktor lainnya. Investor akan melihat bagaimana tingkat bunga sebelum dia melakukan investasi.Tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan investor beralih menanamkan dananya pada deposito berjangka. Kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat terhadap penurunan return saham, dan untuk menghadapinya para pemegang saham akan menjual sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Kenaikan tingkat bunga juga mengakibatkan konsumen menunda keputusan konsumsi atas barang kebutuhan sekunder, hal ini akan menyebabkan merosotnya nilai penjualan perusahaan, sehingga profit riil akan mengalami penurunan dan nilai saham juga akan menurun.

Seperti yang kita ketahui bahwa harga itu dipengaruhi oleh permintan dan penawaran, misalnya apabila permintaan banyak maka harga suatu barang akan naik, begitu juga dengan penawaran, apabila penawaran sedikit maka harga akan naik. Tetapi untuk barang-barang tertentu, harga suatu barang itu tidak dipengaruhi oleh permintaan ataupun penawaran.Untuk harga saham tidak cukup  hanya permintaan dan penawaran yang mempengaruhi harga tersebut  tetapi ada hal lain yang mempengaruhi harga saham atau return saham diantaranya adalah:

  1. Faktor fundamental adalah analisis yang didasarkan pada situasi dan kondisi ekonomi, politik dan keamanan secara global dan juga tiap-tiap negara yang mengeluarkan Index Saham. Faktor fudamental ini digunakan untuk memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan. Bagi seorang investor perlu juga mengetahui bagaimana rasio keuangan suatu perusahaan sebelum dia melakukan investasi
  2. Faktor teknikal dalah faktor yang berhubungan dengan inflasi, nilai tukar mata uang, dan risiko pasar.

Saham perusahaan yang go public Sebagai contoh, PT. Indofood, PT. Aneka Tambang, Indosat, dan masih banyak perusahaan lainnya yang sudah menjadi Go Public, adalah komoditi investasi yang berisiko, karena bersifat peka terhadap perubahan-perubahan di dalam negeri maupun perubahan di luar negeri. Perubahan- perubahan ini yang menjadi risiko bagi investor. Risiko  yang dimaksud ini dibagi menjadi dua bagian, yaitu risiko sistematis dan risiko tidak sistematis . Risiko sistematis sebagai bagian dari perubahan aktiva yang dapat dihubungkan kepada faktor umum yang juga disebut sebagai risiko pasar atau risiko yang tidak dapat dibagi. Risiko sistematis merupakan tingkat minimum risiko  yang dapat diperoleh bagi suatu portofolio melalui diversifikasi  sejumlah besar aktiva yang dipilih secara acak. Risiko tidak sistematis adalah risiko yang unik bagi perusahaan, seperti pemogokan kerja oleh pekerja perusahaan, bencana alam yang menimpa perusahaan, dan sebagainya.Dengan kata lain risiko tidak sisitematis ini adalah diluar dugaan, dan terjadi secara tiba-tiba tanpa pemberitahuan sebelumnya.

 

     B   TUJUAN PENULISAN

 

 

  • Menguraikan faktor faktor yang dipertimbangkan dalam investasi
  • Menguraikan pengaruh inflasi terhadap investasi dan return saham
  • Menguraikan  pengaruh tingkat suku bunga terhadap investasi dan return saham
  • Menguraikan pengaruh return pasar terhadap investasi dan return saham

 

 

  1. TINJAUAN LITERATUR

 

Seiring dengan banyaknya perusahaan-perusahaan yang telah didirikan, maka semakin banyak pula investor yang ingin melakukan investasi. Banyak hal yang perlu diperhatikan oleh para investor sebelum dia berinvestasi. Karena investasi bukan lah hal yang mudah dan juga investasi rentan dengan banyak risiko-risiko, oleh karena itu seorang investor harus mempersiapkan fisik dan juga mental yang kuat.

Pasar modal indonesia yang sekarang ini sedang membaik pasca krisis, yang dapat dilihat dari pertumbuhan ekonomi indonesia yang bertumbuh pada level 4,5%-5,5% dan diperkirakan akan meningkat untuk tahun-tahun berikutnya. Selain itu dengan naiknya Indeks BEI( Brsa Efek Indonesia) dan pasar modal indonesia dilihat dari IHSG penutupan tahu 2007 sebesar 52,1%, dan 2009 sebesar 68,06% sehingga indonesia dinilai akan menjadi salah satu pilihan investasi utama dunia pada tahun 2010 sehingga dana-dana investasi asing akan mengalir di Indonesia.

Dengan adanya perkembangan investasi, perilaku keuangan sangat berperan dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berinvestasi. Pengambilan keputusan keuangan untuk kegiatan investasi, akan sangat dipengaruhi oleh informasi yang didapat dan pengetahuan investor tentang investasi. Keputuisan investasi seorang investor selama ini dilihat dari dua sisi yaitu, sejauh mana keputusan dapat memaksimalkan kekayaan(economic), dan keputusan investasi berdasarkan aspek psikologis investor (behavioral motivation).

Biasanya seorang investor akan melakukan riset sebelum memutuskan untuk melakukan investasi, seperti dengan mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, track record atau portofolio, keadaan perekonomian, risiko, ulasan tentang keuangan dan keadaan perekonomian yang dipublikasikan di media, dan lain lain. Riset ini dilakukan dengan tujuan supaya investasi yang dilakukan dapat memberikan tambahan kekayaan. Berdasarkan utility theory yang dikembangkan oleh Von Neumann dan Morgenstern, mengatakan bahwa investor sangat rasioanal,setuju dengan pilihan yang kompleks, tidak suka risikodan memaksimalkan kekayaan. Dengan adanya perkembangan dari masa ke masa, maka muncullah teori lain yang dapat mempengaruhi keputusan investasi investor berdasarkan aspek psikologis.

Kebanyakan investor dalam keputusan berinvestasi hanya melihat dan mempertimbangkam faktor accounting information agar tujuan investasinya tercapai, namun faktor-faktor yang lain tidak banyak diperhatikan. Faktor tersebut biasa disebut juga sebagai alat analisis tradisional dan investor biasanya sudah merasa cukup dengan melihat kedua faktor tersebut untuk menentukan keputusan investasi, selain itu memang banyak investor yang tidak mengetahui bahwa ada faktor lain yang dapat dijadikan pertimbangan sebelum melakukan investasi.

Al-Tamini (2004) melakukan penelitian terhadap investor di Dubai (UAE) menyatakan bahwa estimasi laba perusahaan adalah faktor yang paling berpengaruh dalam pengambilan keputusan, sedangkan faktor religius tidak memberikan pengaruh terhadap pengambilan keputusan investasi.

investor perlu memahami dan mempelajari serta memiliki informasi yang berkaitan dengan perusahaan dimana dia menanamkan modalnya,dia harus tahu informasi mengenai  perusahaan itu, karena apabila dia salah dalam mengambil keputusan dalam hal investasi dia akan mengalami kerugian besar. Sebenarnya hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko, oleh karena itu seorang investor harus bijak dalam mengambil keputusan. Investor tidak bisa langsung mengetahui apakah dia akan mendapat keuntungan besar atau tidak. Sebelum investor melakukan investasi, ada baiknya dia melihat dulu bagaimana tingkat inflasi, suku bunga  dan lain sebagainya, karena faktor tersebut merupakan penentu tingkat investasi. Jegadeesh dan Titman(1993) mengutarakan ide yaitu, membeli saham pemenang masa lalu dan jual saham pecundang. Ini adalah salah satu strategi perdagangan investor  yang  paling sederhana di pasar saham yang dapat dipilih untuk diterapkan. Pengertian dari pernyataan di atas adalah saham yang telah menghasilkan kinerja yang baik dimasa lalu pasti juga akan melakukannnya dimasa depan. Jika memang harga saham masa lalu adalah indikasi tentang bagaimana saham akan tampil dimasa depan. Jegadeesh dan Titman(1993)  bahwa implentasi strategi investasi  momentum akan mencapai hasil maksimal dalam jangka menengah, untuk Indonesia, khususnya saham-saham fortofolio yang likuid, capaian strategi ini bahkan lebih cepat tiga bulan dibanding studinya Jegadeesh dan Titman(1993). Tidak ada yang menjamin bahwa setiap investor itu pasti memperoleh keuntun     gan.Penilaian saham secara akurat bisa meminimalkan risiko sekaligus membantu investor mendapat keuntungan yang besar.Kebiasaan yang sering dijumpai adalah bahwa semakin besar  return yang diharapkan, semakin besar pula peluang risiko yang terjadi(Sri Dewi,2008). Pada umumnya tujuan investor adalah untuk mengharapkan tingkat keuntungan(return). Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi dengan tingkat risiko tertentu(Irham, 2009). Namun yang perlu disadari adalah bahwa semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau risiko. Konsep risiko tidak terlepas kaitannya dengan return. Seorang investor sebelum mengambil keputusan mempertimbangkan 2 hal, yaitu pendapatan yang diharapkan atau keuntungan dan risiko.

 

Risiko berinvestasi memang sangat besar, oleh karena itu ada  yang mengatakan bahwa Dilihat dari tujuan atau kepentingan investasi antara laki-laki dan perempuan juga berbeda, laki-laki bertujuan untuk kepentingan mencari nafkah

sedangkan perempuan untuk pemenuhan emosinya guna memberikan perhatian pada keluarga. Kita semua juga tahu, biasanya laki-laki itu identik dengan pekerja keras dan pemberani, karena mereka mempunyai tanggung jawab yang besar dalam sebuah rumah tangga. Dibandingkan dengan perempuan yang selalu mendahulukan perasaan sebelum mengambil keputusan, tidak berani ambil resiko, dan tidak suka tantangan. Berikut adalah data tentang perbandingan jumlah laki-laki dan perempuan dalam hal investasi:

                    

 

 

 

 

 

 

Frekuensi jenis kelamin

 

 

Prequency

Percent

Valid percent

Cumulative

Percent

Laki-laki

Perempuan

total

10

59

69

14,5

85,5

100,0

14,5

85,5

100,0

14,5

85,5

 

Sumber: Data Olahan

 

Ternyata bukan hanya faktor kelamin juga berhubungan dengan investasi, yaitu faktor usia. Semakin tua umur seseorang semakin kecil juga minatnya dalam hal berinvestasi. Sedangkan di usia muda atau diusia produktif biasanya dalam tahap pengembangan karir, seseorang itu lebih aktif dan agresif. Bisa dikatakan juga karena kondisi masih fiks dan juga tenaga masih kuat dibandingkan dengan orang yang sudah tua, Sekalipun yang tua itu sudah lebih berpengalaman  daripada yang muda.

 

 

 

 

Frekuensi tingkat umur

 

 

Prequency

percent

Valid Percent

Cumulative

Percent

20-24

25-29

30-34

35-39

40-44

45-49

50-54

Tota

17

21

12

  9

  3

  5

  2

69

24,6

30,4

17,4

13,0

  4,3

  7,2

  2,9

100,0

24,6

30,4

17,4

13,0

  4,3

  7,2

  2,9

100,0

24,6

55,1

72,5

85,5

89,9

97,1

100,0

Sumber: data olahan

 

 

 

Disamping faktor jenis kelamin dan umur, ternyata ada juga faktor yang menjadi pertimbangan bagi investor sebelum dia melakukan investasi, yaitu: faktor pendidikan dan faktor lama investasi. Faktor pendidikan didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dia punya,dan juga wawasannya mungkin yang sekolahnya sudah lebih tinggi akan berwawasan luas. Faktor lama investasi berpengaruh, karena mungkin investor yang sudah lama bergabung dalam dunia bisnis, dan dia sudah lama dalam hal investasi mungkin dia lebih berpengalaman, tetapi terkadang investor yang sudah bertahun-bertahun atau bisa dikatakan sudah terlalu lama, biasanya tingkat jumlah investor berkurang.

 

 

Frekuensi tingkat pendidikan

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

SMA

S1

S2

Total

2

63

4

69

2,9

91,3

5,8

100

2,9

91,3

5.8

100

 

2,9

94,2

100

 

 

Frekuensi tingkat lama investasi

 

 

Frequency

Percent

Valid Percent

Cumulative percent

<1 tahun

1-3 tahun

4-6 tahun

>6 tahun

Total

 

1

46

13

9

69

 

1,4

66,7

18,8

13,0

100

1,4

66,7

18,8

13,0

100

1,4

68,1

87,0

100

 

 

Disamping dari faktor tersebut ternyata masih banyak faktor yang perlu dipertimbangkan oleh seorang investor sebelum dia melakukan investasi, diantaranya adalah: Bukan harus hal yang paling berpengaruh yang harus diperhatikan oleh investor, seperti laju inflasi, tingkat bunga, atau return pasar. Tetapi jika investor tidak memperhatikan dan mempertimbangkan hal yang kecil pun, faktor yang pengaruhnya sedikit atau kecil terhadap investasi perlu diperhatikan. Pengaruh yyang sedikit pun bisa menyebabkan kegagalan dalam hal investasi, salah satu contohnya,pendapat keluarga. Banyak yang erpendapat bahwa faktor pendapat keluarga ini tidak begitu mempengaruhi, tetapi jika seorang investor tidak mendapat dukungan atau semangat dari keluarga bisa juga menyebabkan pikiran seorang investor terganggu. Jika  seorang investor tidak konsentrasi dalam mengendalikan situasi dan juga pikirannya, dapat berdampak negatif terhadap pekerjaannya.

 

 

Frekuensi Variabel yang sangat Dipertimbangkan dalam Keputusan Investasi

 

Kategori

Rank

Variabel

Jumlah

Investasi

Ne

1

Pemberitaan/ulasan di media keuangan

69

100%

Ne

2

Kondisi perekonomian saat ini secara umum

69

100%

Ne

3

Perubahan harga dari saham perusahaan baru-baru ini

68

99%

Ne

4

Pemberitaan/ulasan dimedia umum

67

97%

Ne

5

Memperhatikan indikator ekonomi( inflasi, tingkat suku bunga, dll)

67

97%

Ac

6

Laporan keuangan perusahaan saat ini

67

97%

Ne

7

Ulasan dari analisis laporan keuangan yang dipublikasikan dimedia

66

96%

Cl

8

Harga saham pembukaan

66

96%

Ac

9

Pendapatan perusahaan yang diharapkan

61

88%

Se

10

Reputasi perusahaan

61

88%

Pe

11

Kinerja portofolio saham yang dimiliki di masa lalu

61

88%

Ac

12

Kemampuan bursa saham saat ini

60

87%

Se

13

Nilai saham perusahaan sebelumnya

60

87%

Cl

14

Memperkecil risiko

57

83%

Pe

15

Estimasi dana untuk investasi

57

83%

Ac

16

Data pada laporan dan prospectus

56

81%

Pe

17

Keinginan diversifikasi

56

81%

Pe

18

Target hasil investasi yang diinginkan untuk memenuhi kebut1uhan keuangan pribadi

55

80%

Ac

19

Penilaian terhadap saham (NPP, IRR,dll)

51

74%

Se

20

Posisi perusahaan pada industri

51

74%

Cl

21

Dividen yang diharapkan

51

74%

So

22

Posisi saham pada daftar bursa saham

50

72%

Pe

23

Melakukan perbandingan alternatif investasi lain( obligasi,emas,deposito,dll)

50

72%

Ac

24

Pendirian perusahaan

49

71%

So

25

Bentuk kepedulian perusahaan terhadap lingkungan

44

64%

Ad

26

Rekomendasi saham dari broker

44

64%

Cl

27

Konsekuensi pajak

43

62%

Se

28

Perkiraan pada produk dan pelayanan perusahaan

42

61%

Se

29

Mengetahui etika-etika dari perusahaan

42

61%

So

30

Saya lebih memilih  jenis investasi yang beroperasi dilokal

42

61%

Ad

31

Rekomendasi dari teman atau teman kerja

42

61%

So

32

Saya lebih memilih jenis investasi yang beroperasi di internasional

39

57%

Ad

33

Pendapat keluarga

38

55%

 

 

Return adalah total keuntungan atau kerugian dari sebuah investasi  sesuai waktu yang ditentukan.Investor tidak dapat mengetahui apakah dia mendapat keuntungan atau kerugian terhadap investasinya. Sunariyah(2006) mengemukakan pada dasarnya ada dua  keuntungan yang dapat diperoleh pemodal dengan membeli atau memiliki saham, yaitu

  • dividen
  • capital gain

      Jogianto(2008) mengemukakan return dibagi menjadi dua, yaitu

  • Return realisasi

Return dari ekspektasi yang telah terjadi

  • Return expektasi

Return yang diharapkan akan diperoleh investor pada masa yang akan datangt

Kinerja perusahaan yang optimal merupakan tujuan perusahaan yang dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan  yang lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Salah satu keputusan keuangan tersebut adalah investasi. Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan harga saham sebagai indikator kinerja perusahaan. Teori valuasi mengatakan bahwa tingkat pengembalian saham yang diharapkan berhubungan dengan investasi,suku bunga investasi yang tinggi akan menyebabkan rendahnya tingkat pengembalian saham yang diharapkan. Sebelum seorang investor memutuskan untuk melakukan investasi, biasanya dia melakukan riset, seperti memeriksa dan mempelajari laporan keuangan perusahaan, kinerja perusahaan,keadaan perekonomian, dan termasuk juga resiko.

Investasi menghubungkan masa kini dengan masa depan. Investasi menghubungkan pasar uang      dengan pasar barang. Dan fluktuasi investasi berpengaruh besar pada siklus bisnis. Berikut ini adalah poin-poin menonjol dalam sektor investasi :

 

 

Pengeluaran investasi amat berfluktuasi dan oleh karenanya berperan luas pada gejolak PDB yang besar akibat siklus bisnis.

 

Pengeluaran  investasi  merupakan  penghubung  utama  bagaimana  suku  bunga, dan kebijakan  moneter mempengaruhi  perekonomi-an. Kebijakan  pajak yang mempengaruhi investasi merupakan perangkat penting dalam kebijakan fiskal.

 

Di sisi penawaran, investasi dalam jangka panjang menentukan jumlah stok modal dan berperan dalam pertumbuhan jangka panjang.

      

  Pada materi ini kita mempelajari bagaimana investasi tergantung pada suku bunga dan pendapatan. Hubungan tersebut merupakan determinan utama dari slope kurva IS. Kita juga akan melihat bagaimana kebijakan pemerintah dapat meningkatkan atau menurunkan investasi,dan karenanya menggeser kurva IS dan meningkatkan atau menurunkan permintaan agregat.

 Berikut juga faktor-faktor yang berhubungan dengan investasi yang juga merupakan faktor yang mempengaruhi besar kecilya return saham yang didapat oleh seorang investor

Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang barang yang bersifat umum dan terus menerus. Bagi investor inflasi akan mempengaruhi besarnya keuntungan dan kerugian yang dimilikinya. Inflasi yang terjadi akan mempengaruhi return saham dan juga mengakibatkan keuntungan perusahaan berkurang. Penurunan keuntungan berarti kinerja menurun, mengakibatkan minat investor terhadap saham perusahaan menurun yang akan berpengaruh terhadap penurunan harga saham dan berdampak pada penurunan return investasi.

Bank Indonesia sejak tahun 2005 menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran  utama kebijakan moneter (inflation targeting framework), artinya pengendalian inflasi menjadi prioritas utama Bank Indonesia dalam mengimplementasikan kebijakan moneter. Angka inflasi  pada tahun 2006 dan 2007 sebesar 6,60% dan 6,59%. Pada tahun 2008 sebesar 11,06%. Tahun 2009, tingkat inflasi yang dialami oleh Bank Indonesia adalah sangat rendah, yakni hanya sebesar 2,78%,hal ini disebabkan tidak ada kebijakan kenaikan harga yang dibuat pemerintah, seperti tarif dasar listrik dan BBM. Laju inflasi yang tinggi ini manjadi beban yang berat bagi investor. Berdasarkan pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa inflasi  yang tinggi itu sangat berpengaruh bagi investor dan akibatnya akan menyebabkan return saham menurun.

            Inflasi yang meningkat cenderung meningkatkan harga pokok produk perusahaan, dan akan mengurangi keuntungan yang selanjutnya berdampak pada penurunan kekayaan pemegang saham, tercermin dari penurunan harga saham. Harga sebagian besar saham yang turun akan menurunkan pula return saham. Oleh karena itu seorang investor harus benar-benar memperhatikan laju inflasi sebelim dia menginvestasikan modal bagi perusahaan.Tingkat inflasi yang tinggi menyebabkan kondisi ekonomi menjadi tidak stabil, seperti mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawarannya, sehingga harga mengalami kenaikan.Biasa dikatakan bahwa laju inflasi yang tinggi tidak diinginkan perusahaan, seperti yang kita ketahui bahwa setiap perusahaan itu selalu mengharapkan laba, bukan kerugian. Jadi faktor faktor yang menjadi penyebab kerugian bagi perusahaan mereka, seperti laju inflasi yang tinggi  sangat fatal bagi mereka.

Suku bunga termasuk  juga hal yang menentukan dalam hal investasi, tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan investor beralih menanamkan dananya  pada deposito berjangka. Tingkat bunga deposito berjangka adalah besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar dana investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito berjangka.Tingkat bunga yang meningkat jugamengakibatkan konsumen menunda keputusan konsumen atas barang keputusan sekunde, hal ini akan menyebabkan berkurangnya nilai penjualan perusahaan, sehingga profit rill akan mengalami penurunan dan nilai saham juga akan menurun. Suku bunga dan investasi berbanding terbalik. Jika suku bunga naik, maka investasi berkurang, begitu juga sebaliknya jika suku bunga berkurang maka investasi meningkat. Tingkat suku bunga berjangka diukur dari besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu  yang disesuaikan dengan tingkat permintaan  dalam pasar dana investasi sebagai imbalan atas penamaan dana pada deposito berjangka ( Almilia dan utomo 2006).  Suku bunga deposito yang digunakan adalah jangka waktu 12 bulan dari tahun 2006 sampai 2009 menurut berbagai kelompok di Bank Indonesia, diperoleh dari SEKI ( Statistik Ekonomi dan Keuangan Indonesia).  Presentase suku bunga deposito 12 bulan tertinggi terjadi pada tahun 2006 yaitu 11,47%. Tahun 2007 turun menjadi 8,31% ( terendah) karena didorong oleh penurunan  laju inflasi. Tahun 2008 naik menjadi 10,06%, kebijakan ini ditempuh untuk mengantisipasi ekspektasi inflasi  yang cenderung meningkat sebagai dampak krisis keuangan di Amerika Serikat  dan kenaikan harga minyak mentah dunia. Rendahnya laju inflasi dan terjaganya pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS menjadi faktor penguat pulihnya kondisi ekonomi nasional, sehingga turut memberi ruang untuk penurunan suku bunga deposito pada tahun 2009 yaitu 9,73%.

Return pasar digunakan sebagai standar evaluasi kinerja secara umum, yaitu tingkat keuntungan pasar dan diwakili Indeks Harga Saham Gabungan. Kinerja perekonomian yang baik dan didukung stabilitas ekonomi makro pada periode 2006  sampai 2007 turut mempengaruhi optimisme dan kepercayaan investor, sehingga mendorong peningkatan portofolio investasinya di pasar modal yang ditunjukkan oleh stabilnya return pasar pada tahun 2006 sampai 2007, yaitu angka 55,29% dan 52,08%.

Kondisi fundamental pasar saham domestik sebenarnya cukup kuat, namun karena keterkaitan ( interlink) pasar keuangan antar negara yang cukup kuat, tekana di pasar global berdampak pada kejatuhan pasar modal domestik di tahun 2008. Ketika muncul goncangan finansial di pasar keuangan AS, terjadi penarikan dana dari bursa domestik ( sebagaimana halnya di emerging market lainnya) kembali mengalir ke negara maju guna memenuhi kebutuhan likuiditas perusahaan di negaranya. Seiring dengan terjadinya arus modal keluar, return pasar mengalami penurunan menjadi -50,64%. Return pasar pada tahun 2009 menunjukkan kenaikan yang signifikan menjadi 86,98% dikarenakan pertimbangan beberapa lembaga sekuritas dunia menaikkan rating bursa indonesia ke level yang lebih baik sehingga mendorong pemodal untuk berinvestasi ke pasar modal.

Jogianto (2003:109) mengemukakan bahwa return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return saham menggambarkan perubahan harga saham tahun ini dibanding tahun lalu ( Wirawan 2006). Rata-rata return saham industri barang konsumsi pada tahun 2006 sebesar 44,68%, dan tahun 2007 sebesar 33,57%. Kondisi yang cukup positif ini disebabkan oleh kinerja perekonomian yang baik dan didukung stabilitas ekonomi makro sehingga turut mempengaruhi optimisme dan kepercayaan investor.

Rata-rata return saham industri barang konsumsi yang terkoreksi cukup dalam pada tahun 2008 yaitu sebesar -25,37% disebabkan investor lebih memilih menginvestasikan dananya pada deposito dan mendapatkan bunga yang tinggi, berdampak pada kondisi pasar modal yang tidak aktraktif lagi dan menyebabkan return saham menurun. Pada tahun 2009 rata-rata return saham industri barang konsumsi menunjukkan kenaikan yang signifikan menjadi 123,49%, dikarenakan pertimbangan beberapa lembaga sekuritas dunia menaikkan  rating bursa indonesia ke level yang lebih baik sehingga mendorong pemodal untuk berinvestasi ke pasar modal.

Model persamaan diuji dengan menggunakan Hausman Test yang menunjukkan bahwa metode Fixed effect yang signifikan digunakan, dan persamaan regresi sebagai berikut:

 

 

 

 

RS = 501,6183- 37,46626*I – 19,56112*SB + 0,514957*RM + ε

Keterangan :

RS       : Return Saham

I           : Inflasi   ,  

SB       : Suku Bunga Deposito     ,   

 RM     : Return Pasar

            Pengujian secara parsial menunjukkan bahwa inflasi dan suatu suku bunga deposito berpengaruh negatif dan signifikan terhadap return saham, sedangkan return pasar berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

            Setelah seorang investor mengetahui informasi sebelum dia melakukan investasi, dan juga bagaimana laju inflasi, tingkat suku bunga, serta risiko-risiko akan investasi,ternyata selain itu ada juga yang perlu dipelajari dan diperhatikan oleh seorang investor, yaitu pemecahan saham. Pemecahan saham adalah untuk menempatkan suatu saham pada rentang perdagangan yang lebih populer, dengan harapan menarik lebih banyak pembeli. Reilly dan Brown(2003) mengemukakan banyak investor percaya bahwa harga saham yang dipecah akan meningkat karena mempunyai harga yang lebih rendah dan akan meningkatkan permintaan.

            Population penelitian adalah seluruh perusahaan yang go public di Bursa Efek Indonesia. Periode data yang digunakan dalam penelitian ini ditentukan tahun 1999 sampai 2007 dengan pertimbangan bahwa data sebelum tahun 1999 dan sesudah tahun 2007 tidak dapat digunakan karena kondisi perusahaan sangat dipengaruhi oleh krisis yang terjadi khususnya di Indonesia. Sampel diambil dengan metoda purposive sampling dengan tipe judgment sampling dengan kriteria: perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2007, perusahaan mempbublikasikan annual report di Bursa Efek Indonesia, perusahaan memiliki kepemilikan saham yang terkonsentrasi yaitu lebih dari 50%, status perusahaan diketahui merupakan perusahaan swasta atau BUMN , dan perusahaan diketahui bukan perusahaan multinasional. Model persamaan yang dirumuskan  adalah

 

 

 

Performance = μ+ Ownership + Investment + Experience + Industry + year +ε

Keterangan:

Performance = kinerja akuntansi ( Return on Equity atau REO), dan kinerja pasar yaitu Price to Book     Value Ratio (PBV). ROE adalah tingkat pengembalian dari modal sendiri, sedangkan PBV adalah perbandingan harga saham dengan nilai buku per lembar saham.

Ownership ( kepemilikan)  dibedakan menjadi dua yaitu

  • Perusahaan dengan kepemilikan swasta
  • Perusahaan dengan kepemilikan pemerintah

Menurut Dharwadkar (2000)konsentarsi kepemilikan dapat bekerja secara efektif hanya jika ada kepemilikan yang dominan( lebih besar dari 50%).

Keputusan investasi ( Investment Decision) menggunakan proksi capital expenditure denganm rumus:

CAPEX= (TOTAL AKTIVA TETAPt – TOTAL AKTIVA TETAPt-1)/ TOTAL ASET.

Pengalaman ( experience) didasarkan pada umur perusahaan, yaitu dari tahun berdirinya perusahaan (Villalonga dan Amit, 2006), yaitu tahun penelitian dikurangi tahun berdirinya perusahaan. Tahun ( year )merupakan periode penelitian yang dikelompokkan menjadi 9 yaitu:

            Periode (1)  = 1999

            Periode (2)  = 2000

Periode (3)  = 2001

Periode (4)  = 2002

Periode (5)  = 2003

Periode (6)  = 2004

Periode (7)  = 2005

Periode (8)  = 2006

Periode (9)  = 2007

 

Industry ( Industry) merupakan jenis industri yang dikelompokkan menjadi tiga yaitu

Industri manufaktur

Industri finansial dan jasa

Industri lainnya

 

 

 

TABEL STATISTIK DESKRIPTIF UNTUK VARIABEL METRIK

 

Keterangan

                                       Variabel

Market ferformance

(LogPBV)

Accounting ferformance

(LogROE)

Investment

(Log_Inv)

Experience

(Log_Age)

Mean

Median

Stand.deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

0,24

0,00

0,30

0,09

1,76

0,00

1,76

1,05

1,11

0,41

0,17

1,96

0,00

1,96

0,52

0,60

0,31

0,1

0,95

0,00

0,95

0,94

1,00

0,30

0,09

2

0

2

 

TABEL STATISTIK DESKRIPTIF UNTUK VARIABEL  NON METRIK

 

Variabel

Skala

Frekuensi

Variabel independen

–          Ownership

 

 

Variabel kontrol

–          Year

 

 

 

 

 

 

 

 

 

–          Industry

 

1. swasta

2. pemerintah

 

 

1. 1999

2. 2000

3. 2001

4. 2002

5. 2003

6. 2004

7. 2005

8. 2006

9. 2007

 

1. Manufactur

2. Financial dan services

3. Others

 

Total data (n)

 

718

93

 

 

83

81

97

102

98

103

99

119

29

 

363

271

177

 

811

 

HASIL PENGUJIAN HIPOTESIS

Keterangan

Residual for logPBV

Residual for logROE

F test

signifikansi

F test

Signifikansi

Ownership

Year

Industry

Experience

investment

 

3,813

0,692

4,704

0,344

0,771

0,079

0,662

0,055

0,571

0,400

5,422

2,156

4,288

1,066

0,040

0,034

0,100

0,034

0,318

0,844

 

II   PEMBAHASAN

Gambar 1 mengilustrasikan fluktuasi investasi dengan membandingkan PDB (skala kiri) dengan investasi (skala kanan) di Amerika Serikat. Investasi rata-rata sebesar 14 persen dari PDB, namun relatif amat fluktuatif. (Perhatikan bahwa rasio skala kiri dan kanan berbeda sebesar 5 banding 1.) Penurunan total output berhubungan secara  proporsional dengan penurunan yang lebih besar dalam investasi.

 

.

Tingkat kenaikan inflasi setiap tahun tidak selalu tetap, laju inflasi setiap tahu itu selalu berubah-ubah. Berikut adalah data tentang IHK dan Inflasi di indonesia mulai tahun 2011- 2014 menurut bulan

 

Tabel Inflasi dan IHK INDONESIA Tahun 2011 – 2014 Menurut Bulan   

 

Unduh Tabel

Bulan

Tahun 2011

Tahun 2012

Tahun 2013

Tahun 2014

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

IHK

Inflasi

Jan

126.29

0.89

130.90

0.76

136.88

1.03

110.99

1.07

Feb

126.46

0.13

130.96

0.05

137.91

0.75

111.28

0.26

Mar

126.05

-0.32

131.05

0.07

138.78

0.63

N.A

N.A

Apr

125.66

-0.31

131.32

0.21

138.64

-0.10

N.A

N.A

Mei

125.81

0.12

131.41

0.07

138.60

-0.03

N.A

N.A

Jun

126.50

0.55

132.23

0.62

140.03

1.03

N.A

N.A

Jul

127.35

0.67

133.16

0.70

144.63

3.29

N.A

N.A

Agt

128.54

0.93

134.43

0.95

146.25

1.12

N.A

N.A

Sep

128.89

0.27

134.45

0.01

145.74

-0.35

N.A

N.A

Okt

128.74

-0.12

134.67

0.16

145.87

0.09

N.A

N.A

Nov

129.18

0.34

134.76

0.07

146.04

0.12

N.A

N.A

Des

129.91

0.57

135.49

0.54

146.84

0.55

N.A

N.A

Tahunan

3.79

4.30

8.38

 

 

 

 

 

 

                       

Berikut adalah Tabel tingkat inflasi di Indonesia pada tahun 2012 :

 

LAPORAN INFLASI (Indeks Harga Konsumen)
Berdasarkan perhitungan inflasi tahunan

Bulan Tahun

Tingkat Inflasi

Desember 2012

4.30 %

November 2012

4.32 %

Oktober 2012

4.61 %

September 2012

4.31 %

Agustus 2012

4.58 %

Juli 2012

4.56 %

Juni 2012

4.53 %

Mei 2012

4.45 %

April 2012

4.50 %

Maret 2012

3.97 %

Februari 2012

3.56 %

Januari 2012

3.65 %

 

 

 

 

 

rumus matematis untuk menghitung IHK adalah:

Di mana,
Pn = Harga sekarang
Po = Harga pada tahun dasar

Contoh:
Harga untuk jenis barang tertentu pada tahun 2005 Rp10.000,00 per unit, sedangkan harga pada tahun dasar Rp8.000,00 per unit maka indeks harga pada tahun 2005 dapat dihitung sebagai berikut.

Ini berarti pada tahun 2005 telah terjadi kenaikan IHK sebesar 25%  dari harga dasar yaitu 125-100 (sebagai tahun dasar). Sedangkan untuk menghitung tingkat inflasi digunakan rumus sebagai berikut.

Dimana,
IHKn = Indeks Harga Konsumen periode ini
IHKo = Indeks Harga Konsumen periode lalu

Contoh:
Kepala BPS Choiril Maksum mengemukakan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan pada bulan Oktober 2005 mencatat inflasi 28,57. Terjadi kenaikan indeks dari 127,91 pada September 2005 menjadi 164,45% pada bulan Oktober 2005. Dikatakan pada berita tersebut terjadi inflasi sebesar 28,57% dari bulan September 2005 sampai Oktober 2005. Bagaimana kita menghitung angka 28,57%?

bozzkaf: http://bozzkaf.blogspot.com/2013/03/cara-menghitung-ihk-dan-inflasi-beserta.html#ixzz2wVxVuSKH

Berdasarkan rumus diatas, kita dapat atau seorang investor dapat menghitung laju inflasi dalam sebuah perusahaan, dan dari situ investor dapat mengetahui dan memutuskan apakah dia akan melakukan investasi atau tidak.

Suku bunga

Return on investments adalah laba yang dihasilkan per dolar investasi. Return on investments (ROI) merupakan ukuran kinerja yang paling umum digunakan dalam evaluasi kinerja pusat investasi. Hal ini disadari pemikiran bahwa penggunaan laba sebagai ukuran kinerja akan lebih bermakna jika dihubungkan dengan aktiva yang diinvestasikan untuk menghasilkan laba tersebut. Rumus ROI:

ROI = MARGIN x TURNOVER

Margin adalah  rasio laba operasi terhadap penjualan, sementara turnover diperoleh dari membagi penjualan dengan rata-rata aktiva operasi. Margin menunjukkan porsi dari pendapatan yang tersedia untuk bunga, pajak, dan laba. Sedangkan turnover menunjukkan produktivitas penggunaan aktiva untuk menhgasilkan penjualan (Cendrawati,2011), Roi juga dapat dihitung dengan

ROI = ( Total Penjualan – Investasi ) / Investasi x 100%

Misalnya, jika investasi sebesar Rp 10.000.000 menghasilkan penjualan sebesar Rp 15.000.000, berarti diperoleh laba sebesar Rp 5.000.000

Maka secara sederhana perhitungan ROI dalam presentase adalah = ((Rp 15.000.000 – Rp 10.000.000) / Rp 10.000.000) x 100% adalah sebesar 50%. Maka dapat disimpulkan tingkat ROI nya adalah sebesar 50%.

            Suku bunga termasuk  juga hal yang menentukan dalam hal investasi, tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan investor beralih menanamkan dananya  pada deposito berjangka. Tingkat bunga deposito berjangka adalah besarnya penggunaan uang dalam jangka waktu tertentu disesuaikan dengan tingkat permintaan dalam pasar dana investasi sebagai imbalan atas penanaman dana pada deposito berjangka.Tingkat bunga yang meningkatjugamengakibatkan konsumen menunda keputusan konsumen atas barang keputusan sekunde, hal ini akan menyebabkan berkurangnya nilai penjualan perusahaan, sehingga profit rill akan mengalami penurunan dan nilai saham juga akan menurun. Suku bunga dan investasi berbanding terbalik. Jika suku bunga naik, maka investasi berkurang, begitu juga sebaliknya jika suku bunga berkurang maka investasi meningkat.

                                                    

 Hubungan antara Kenaikan tingkat suku bunga akan berakibat tehadap penurunan return saham, dan untuk mengantisipasi kerugian maka investor akan menjual sahamnya sampai tingkat suku bunga kembali pada tingkat yang dianggap normal. Karena suku bunga deposito ini sangat berpengaruh negatif bagi return saham, oleh karena itu setiap investor harus berhati- hati dalam melakukan investasi. Perekonomian dalam keadaan stabil terjadi penurunan tingkat suku bung, begitu juga sebaliknya pada saat kondisi perekonomian tidak stabil maka tingkat suku bunga menjadi tinggi.

 

DATA AWAL

Tabel investasi dan suku bunga indonesia

Tahun

Suku Bunga

%

Investasi

(Milyar Rp)

1990

19

76196

1991

24.32

88671

1992

20.6

101194

1993

15.55

97213

1994

13.53

118707

1995

17.72

145118

1996

18.26

163453.4

1997

21.01

199301.1

1998

40.07

160326.9

1999

21.2

125010.6

2000

13.5

187284.4

2001

16.48

254089

2002

16.5

252289

2003

11,59

250000

Sumber: Badan Pusat Statistik

 

 Return pasar juga mempengaruhi investasi, Return pasar adalah tingkat keuntungan pasar tau tingkat keuntungan (return) IHSG. Return pasar digunakan sebagai standar evaluasi kinerja secara umum, yaitu tingkat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).  Return IHSG dapat diukur dengan cara mengurangi indeks harga saham periode sekarang (IHSGt) dengan indeks harga saham periode sebelumnya(IHSGt-1) kemudian dibagi dengan indeks harga saham periode sebelumnya  (IHSGt-1).Return pasar juga berhubungan dengan indeks pasar. Pada saat keadaan pasar membaik  yang ditunjukkan oleh indeks pasar yang tersedia, maka harga saham-saham individual pun akan meningkat, begitu pula sebaliknya pada saat pasar memburuk  maka harda saham-saham menurun. Berikut adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara return saham dengan kondisi pasar yaitu:

Ri = αi +  βiRm

αi: Tingkat keuntungan saham i yang tidak dipengaruhi perubahan pasar

βi: Beta

Rm: Tingkat keuntungan saham i

 

III  KESIMPULAN

Terkait dengan  faktor-faktor yang mempengaruhi investasi dan bagaimana pengaruh faktor tersebut dengan return saham, berdasarkan data yang sudah dikumpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi investasi yaitu:

  • Laju Inflasi

Inflasi yang tinggi akan menjatuhkan harga saham dan akan sangat berdampak pada penurunan return saham. Hal ini disebabkan karena terjadi kenaikan harga barang secara menurun. Kondisi inflasi mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang akan menjadi semakin tinggi . Harga jual yang tinggi akan menyebabkan menurunnya daya beli yang akan mempengaruhi keuntungan perusahaan dan akhirnya berpengaruh terhadap harga saham yang mengalami penurunan. Dengan demikian inflasi adalah faktor yang kurang mendukung dengan investasi, dengan kata lain laju inflasi berpengaruh negatif terhadap return saham.

 

  • Tingkat suku bunga

Tingkat bunga yang meningkat akan menyebabkan investor beralih menanamkan dananya pada deposito berjangka, juga mengakibatkan konsumen menunda keputusan konsumsi atas barang kebutuhan sekunder, hal ini akan menyebabkan merosotnya nilai penjualan perusahaan, sehingga nilai saham juga akan menurun. Dengan kondisi tingkat bunga yang tinggi akan membuat investor menunggu samapai tingkat suku bunga kembali normal, dan jika seorang investor terlalu cepat mengambil keputusan untuk berinvestasi padahal tingkat suku bunga tinggi maka akan mengakibatkan penurunan ruturn saham. Sama seperti laju inflasi, tingkat suku bunga juga tidak mendukung untuk berinvestasi dan tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap investor sekaligus terhadap return saham

  • Return pasar

Berbeda dengan faktor laju inflasi dan tingkat suku bunga yang berpebgaruh negatif terhadap investasi dan return saham, return pasar berpengaruh positif terhadap investasi dan return saham.return pasar berbanding lurus dengan return saham. Pergerakan return pasar diikuti oleh pergerakan return saham. Artinya jika return pasar meningkat maka akan diikuti pula oleh kenaikan return saham.

 

Faktor diatas adalah faktor yang paling mempengaruhi investasi, tetapi ada juga selain faktor tersebut yang juga mempengaruhi investasi  yaitu:

 

 

  • Jenis kelamin

Jenis kelamin sebenarnya bukan faktor yang paling berpengaruh terhadap investasi, tetapi mungkin bisa dilihat dari perbandingan jumlah kaum laki-laki dengan kaum perempuan yang melakukan investasi. Faktor ini mungkin karena kaum laki-laki lebih berani mengambil resiko dibanding kaum perempuan dan juga kaum laki- laki lebih aktif dan agresif, sehingga banyaknya investor yang melakukan investasi didominasi oleh kaum laki-laki.

 

  • Umur

Masalah umur biasanya lebih banyak yang melakukan investasi yaitu umur yang masih tergolong muda. Mungkin karena dipengaruhi faktor fisik , yang muda masih kuat dan lebih cerdas dalam berpikir dibanding dengan yang tua.

 

 

 

 

 

 

 

 

IV DAFTAR PUSTAKA

Fathoni,Syarah Nurul dan Rusliati, Ellen.2011. Inflasi, Suku Bunga Deposito dan Return Pasar Terhadap Return Saham Pada Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bei 2006-2009, 13(2):107-118.

Susanto,Yulius Kurnia.2011.Kepemilikan Saham, Kebijakan Deviden, Karakteristik Perusahaan, Risiko Sistimatik, Set Peluang Investasi dan Kebijakan Hutang,13(3):195-210.

Ambarwati,Sri Dwi Ari.2008.Pengaruh Return Saham, Volume Perdagangan Saham dan Varian Return Saham Terhadap Bid-Ask Spread Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Tergabung dalam Indeks LQ 45 Periode Tahun 2003-2005,12(1):27-38.

Soejono, Fransiska.2010.Pengaruh Kepemilikan, Keputusan Investasi, Pengalaman dan Kinerja Finansial,12(1)29-38.

Naomi, Prima.2011.Risiko Idiosinkratik dan Imbal Hasil Saham Pada Bursa Saham Indonesia,13(2):128-138.

Pasaribu, Rowland Bismark Fernando.2012. Profitabilitas, Investasi dan Arus Kas Sebagai Prediktor Tingkat Pengembalian Saham,3(2):122-136.

Cendrawat dan Haryanto,Melinda.2011.Analisis Pengaruh Sertifikasi ISO 9000 Terhadap Rasio Return on Investments Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia,13(3):211-228.

Pasaribu,Rowland Bismark Fernando.2008. Pengaruh Variable Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2003-2006,2(2): 101-113.

Nugroho, Bernardus Y.2009.Reaksi Investor Terhadap Earnings Management,13(1):29-41.

Farida, Esti Nur dan Rusliati.2010,Ellen.Pemecahan Saham Terhadap Likuiditas dan Return Saham,12(3):161-174.

Christanti, Natalia dan Mahastant, Linda Ariany.2011.Faktor-Faktor   yang Dipertimbangkan Investor dalam Melakukan investasi,4(3):37-51.

Pasaribu,Rowland Bismark Fernando.2012.Strategi Investasi Momentum: Profit Portofolio Pemenang Pecundang di Indonesia,6(2):109-136.

Guna,Welvin I dan Herawaty,Arleen.2010.Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance, Independensi Auditor, Kualitas Audit dan Faktor Lainnya Terhadap Manajemen Laba,12(1):53-68.

Pasaribu,Rowland Bismark Fernando.2009. Model Fama dan French Sebagai Pembentukan Portofolio Saham Di Indonesia,9(1):1-12.

 

Deitiana,Tita.2011.Pengaruh Rasio Keuangan, Pertumbuhan Penjualan dan Dividen Terhadap Harga Saham,13(1): 57-66.

 

 

pengantar bisnis

NAMA            :MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS           :1EB16

NPM               :25213340

 

JUDUL       :PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PT ANTAM

TOPIK        :PENGARUH MAKROEKONOMI TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN PERUSAHAAN

 

 

  1. I.                  PENDAHULUAN
  2. Latar belakang

Sektor pertambangan, khususnya pertambangan umum, menjadi isu yang menarik khususnya setelah orde baru mulai mengusahakan sektor ini secara gencar. Pada awala orde baru, pemerintahan saat itu memerlukan dana yang besar untuk kegiatan pembangunan, di satu sisi tabungan pemerintah relatif kecil, sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah mengundang investor-investor asing untuk membuka kesempatan berusaha seluas-luasnya di Indonesia. .Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan dan pengusahaan mineral atau batubara yang meliputi penyelidikan umum, eksplorasi, studi kelayakan, konstruksi, penambangan, pengolahan dan pemurnian, pengangkutan dan penjualan, serta kegiatan pasca tambang. Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pertambangan adalah PT ANTAM (ANEKA TAMBANG). PT ANTAM, merupakan salah satu pelopor industri pertambangan dan pengolahan mineral di Indonesia. Aktifitas usaha utama Aneka Tambang terintegrasi mulai dari eksplorasi, penambangan, pengolahan, pemasaran dan perdagangan atas komoditas inti, yaitu nikel dan emas serta produk lainnya berupa bauksit dan pasir besi. Selain itu perusahaan juga mempunyai kompetensi dalam jasa geologi dan eksplorasi yang dapat dimanfaatkan oleh pihak ketiga.

  1. Rumusan masalah

1.Bagaimanakah pengaruh kebijakan makroekonomi terhadap kebijakan deviden perusahaan ANTAM

2.Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden

 

 

 

  1. Tujuan penulisan

1.Menjelaskan pengaruh kebijakan  makroekonomi terhadap kebijakan deviden perusahaan ANTAM

2. menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan deviden

 

 

  1. II.               LANDASAN TEORI

 

PENGERTIAN MAKROEKONOMI DAN KEBIJAKAN MAKRO EKONOMI

Ekonomi makro atau makro-ekonomi adalah studi tentang ekonomi secara keseluruhan. Makro-ekonomi menjelaskan perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak masyarakat, perusahaan dan pasar. Ekonomi makro dapat digunakan untuk menganalisis cara terbaik untuk mempengaruhai target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, stabilitas harga, tenaga kerja dan pencapaian keseimbangan neraca yang berkesinambungan.

Meskipun ekonomi makro merupakan bidang pembelajaran yang luas, ada dua area  penelitian yang menjadi ciri khas disiplin ini: kegiatan  untuk mempelajari sebab dan akibat dari fluktuasi penerimaan negara jangka pendek, dan kegiatan untuk mempelajari faktor penentu dari pertumbuhan ekonomi jangka panjang.Model makro-ekonomi yang ada dan prediksi-prediksi yang ada jamak digunakan oleh pemerintah dan korporasi besar untuk membantu pengembangan dan evaluasi kebijakan ekonomi dan strategi bisnis.

Kebijakan makroekonomi adalah langkah-langkah pemerintah yang bertujuan untuk mempengaruhi keseluruhan perekonomian dengan tujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan ekonomi, menghindari inflasi, menciptakan pertumbuhan ekonomi  yang teguh dan mengukuhkan kedudukan sektor luar negeri.

 

TUJUAN-TUJUAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.

  • Menstabilkan kegiatan ekonomi

Kestabilan ekonomi berarti tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi, tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti, terdapat keseimbangan diantara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri. Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu kewaktu lainnya.

 

 

  • Penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi

Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang paling penting kalau dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Dengan kata lain jika tujuan ini sudah tercapai, secara tidak langsung atau secara sendirinya tujuan seperti mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai

  • Menghindari masalah inflasi

Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggidan sukar dikendalikan. Tetapi seringkali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.

  • Mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang teguh

Sedikit-dikitnya ada dua alasan yang menyebabkan sesuatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat.

  • Mengukuhkan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

Krisis moneter yang dialami indonesia dan beberapa negara asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan suatu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh  akian mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata uang asing meningkat.

 

 

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan tujuan makroekonomi, diantaranya adalah:

  • Kebijakan fiskal

Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang perpajakan dan pengeluaran pemerintah dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat dalam perekonomian. Pengeluaran agregat adalah pembelanjaan masyarakat ke atas barang dan jasa, adalah faktor utama yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai suatu negara. Menurut keynes, kebijakan fiskal adalah penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius.

 

 

  • Kebijakan moneter

Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah yang dilaksanakan oleh banksentral untuk memengaruhi penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga dengan maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Salah satu kompenen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal oleh perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal dan apabila suku bunga rendah  lebih banyak penawaran modal akan dilakukan.

  • Kebijakan segi penawaran

Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk mempertinggi efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik. Salah satu kebijakan segi penawarran adalah kebijakan pendapatan , yaitu langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan pekerja. Tujuan ini dilaksanakan dengan berusaha mencegah kenaikan pendapatan yang berlebihan.Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan produktivitas pekerja. Kebijakan ini akan menghindari kenaikan biaya produksi yang berlebihan.

Kebijakan segi penawaran yang lain lebih menekankan kepada

  1. Meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja
  2. Meningkatkan para pengusaha untuk mempertinggi efisiensi kegiatan memproduksinya.

Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja dan memberi insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara

  1. Mengembangkan infrastruktur
  2. Peningkatan pelayanan pemerintah dan mengembangkan kegiatan usaha sektor swast

           

 

 

PENGERTIAN KEBIJAKAN DEVIDEN

Kebijakan deviden menurut Martono dan D. Agus Harjito merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dengan keputusan pendanaan perusahaan.Kebijakan deviden merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang.

Kebijakan deviden dalam Werner R.Murhad, merupakan suatu kebijakan yang dilakukan dengan pengeluaran biaya yang cukup maha, karena perusahaan harus menyediakan dana dalam jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen.

Perusahaan umumnya melakukan pembayaran dividen yang stabil dan menolak untuk mengurangi pembayaran dividen. Hanya perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan prospek ke depan yang cerah, yang mampu untuk membagikan dividen.Banyak perusahaan yang selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya memiliki prospektif dan menghadapi masalah keuangan sudah tentu akan kesulitan untuk membayar dividen. Hal ini berdampak pada perusahaan yang membagikan dividen, memberikan tanda pada pasarbahwa perusahaan tersebut memiliki prospek ke depan yang cerah dan mampu untuk mempertahankan tingkat kebijakan deviden yang telah ditetapkan pada periode sebelumya. Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah, akan memiliki harga saham yang semakin tinggi.

Faktor penentu kebijakan deviden adalah tingkat pertumbuhan yang tinggi akan mempertahankan rasio pembayaran rasio deviden yang rendah untuk menghindari biaya untuk pembiayaan internal. Biaya transaksi yang dimaksudkan disini termasuk biaya implisit untuk menjaga hubungan antara perusahaan dengan pihak kreditur. Sebaliknya jika perusahaan membayar deviden yang tinggi maka biaya keagenan akan turun, tetapi biaya transaksi akan menjadi tinggi.

 

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN DEVIDEN

Kebijakan deviden merupakan kebijakan yang sulit dilakukan karena pihak manajemen perlu menentukan apakah laba yang diperoleh badan usaha akan dibagikan kepada pemegang saham sebagai dividen atai ditahan dalam bentuk laba ditahan. Namun. Manajemen sering mengalami kesulitan untuk memutuskan apakh akan membagi dividennya atau akan menahan laba untuk diinvestasikan kembali kepada proyek-proyek yang menguntungkan yang dapat meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Untuk menentukan pembagian dividen, perusahaan perlu mempertimbangkan berbagai faktor yang mempebgaruhi kebijakan deviden, yaitu

  • Frofitabilitas

Frofitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periopde tertentu. Dasar penilaian profotabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnmya rasio ini digunakan untuk menilai beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.Laaporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Profitabilitas memiliki pengaruh positif terhadap kebijakan deviden, semakin besar keuntungan yang diperoleh suatu badan usaha maka semakin besar dividen yang dibagikan. Argumentasi ini mengungkapkan bahwa suatu badan usaha akan membagikan dividen apabila badan usaha tersebut memperoleh keuntungan sehingga badan usaha yang semakin besar keuntungannya akan memiliki jumlah kas yang besar pula dan badan usaha tersebut dapat membagikan deviden dalam jumlah yang besar.

  • Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban atau hutang yang harus segera dibayar dengan harta lancarnya. Likuiditas diukur dengan rasio aktiva lancar dibadi kewajiban lancar. Perusahaan yang mempunyai likuiditas sehat paling tidak memiliki rasio lancar sebesar 100%. Likuiditas sangat berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Hal ini dinyatakan dengan semakin baik likuiditas yang dimiliki oleh badan usaha akan meningkatkan kebijakan dividen badan usaha tersebut.Likuiditas yang semakin baik dalam badan usaha mencerminkan bahwa adanya peningkatan kas yang dimiliki badan usaha tersebut.

 

  1. III.           PEMBAHASAN

Dalam suatu perusahaan lazim dijumpai adanya permasalahan, oleh karena itu diharapkan permasalahan tersebut dapat diperbaiki dengan melihat secara sepintas apa yang menjadi kendala dalam perusahaan. Salah satunya adalah PT ANEKA TAMBANG (ANTAM). Perusahaan ANTAM  pasti mengalami permasalahan, sehingga PT ANTAM harus memiliki strategi yang baik dalam menghadapi masalah tersebut. Salah satu cara untuk mengevaluasi prestasi perusahaan adalah ditinjau dari segi finansialnya yaitu dari rasio-rasio keuangan.Dari sisi profitabilitas maka PT ANTAM secara keseluruhan menunjukkan pencapaian profit yang tinggi khususnya pada 2006 seiring dengan peningkatam volume penjualan dan naiknya harga komoditas. Meskipun ini juga dibarengi dengan tingginya harga pokok penjualan akibat alokasi biaya untuk bahan dan bahan bakar yang masing-masing menyumbang 19 persen dan 18 persen dari total harga pokok penjuaalan. Return on assets dan return on equity rata-rata pertahunnya juga menunjukkan nilai yang positif. Dari sisi likuiditas dan solvabilitas dinilai kinerja keuangan ANTAM masih sehat karena masih bisa  menutupi hutangnya baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang. Dari sisi aktivitas perputaran inventory dan piutang ANTAM dari tahun ke tahun menurun masing-masing 3.79 persen dan 18.62 persen seiring dengan peningkatan persediaan dan piutang ANTAM sendiri. Dari sisi market based pada 2006 ada peningkatan 21.33 persen dibandingkan tahun 2005 menunjukkan espektasi investor terhadap kinerja ANTAM meningkat. Dari sisi produktivitas perolehan laba bila dibandingkan dengan jumlah karyawan rata-rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 126.69 persen seiring dengan penurunan jumlah karyawan. Ini menunjukkan efisiensi pemanfaatan karyawan dalam menumbuhkan laba meningkat.

 

  1. IV.           KESIMPULAN DAN SARAN

 

  1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang saya amati dari PT ANTAM dapat ditarik kesimpulan bahwa

  • Analisis profitabilitas PT ANTAM relatif meningkat pada tahun 2006, menunjukkan pencapaian profit yang tinggi khususnya pada 2006 seiring  dengan peningkatan volume penjualan dan naiknya harga komoditas.
  • Analisis likuiditas  dan solvalibitas PT ANTAM masih sehat karena masih bisa menutupi hutangnya baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang.
  • Analisis produktivitas PT ANTAM  meningkat, perolehan laba bila dibandingkan dengan jumlah karyawan rata-rata menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun sebesar 126.69 persen

 

 

 

b.Saran

 Meskipun dari sisi likuiditas, frofitabilitas, solvabilitas, dan produktivitas PT ANTAM sudah cukup baik, namun PT ANTAM harus tetap meningkatkan kinerja perusahaannya supaya pendapatan PT ANTAM lebih meningkat lagi dan prestasi kerja diharapkan lebih efisien supaya lebih meningkat.

 

 

 

 

 

V DAFTAR PUSTAKA

Sukirno, sadono.2003.Makroekonomi,edisi ketiga

Sumarni, murti.1998. Dasar- Dasar Ekonomi Perusahaan, edisi lima

Dianasari.2013

Https:// Journal.ubaya.ac.id

Nanang Budianas.blogspot.com

MENGOPTIMALISASI KEGIATAN KARYAWAN PERUSAHAAN SEPATU GUNA MENINGKATKAN KUALITAS SEPATU

NAMA            : MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS           :1EB16

NPM               :25213340

 

                                 

 

JUDUL           :MENGOPTIMALISASI   KEGIATAN  KARYAWAN PERUSAHAAN SEPATU GUNA  MENINGKATKAN  KUALITAS  SEPATU

TOPIK            : MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

 

I  PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sepatu merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi manusia, diman sepatu termasuk kebutuhan sandang mereka. Sepatu setiap hari kita pakai, oleh karena itu diperlukan kualitas sepatu yang bagus supaya tahan lama. Konsumen sering kali tyidak p[uas dengan sepatu yang mereka beli, menurut mereka uang mereka keluarkan tidak sesuai dengan kualitas sepatu yang dibeli. Kualitasnya tidak bagus, bahkan ada yang masih berapa kali digunakan sudah rusak. Hal ini tentu mengundang kekecewaan konsumen. Oleh karena itu perlu bagi perusahaan sepatu untuk meningkatkan kualitas sepatu.

 

Perusahaan sepatu harus dapat memperbaiki kualitas sepatu untuk memenuhi kepuasan konsumen. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas sepatu adalah mempekerjakan karyawan yang ulet, cakap dan juga bijaksana. Pemimpin harus tegas dalam mempekerjakan karyawannya, kualitas yang bagus juga tidak hanya memberi manfaat bagi konsumen saja, tetapi bagi perusahaan sepatu saja. Jika mereka memproduksi sepatu dengan kualitas yang baik maka konsumen akan membeli produk mereka dan itu akan meningkatkan pendapatan perusahaan itu sendiri. Sebaliknya jika kualitas sepatu mereka tidak bagus maka konsumen akan beralih ke barang lain yang lebih berkualitas dan itu merupakan kerugian bagi mereka .

 

Keberhasilan suatu perusahaan dalam memproduksi suatu barang adalah ditentukan karyawan yang cakap, dan bijaksana.

B.Rumusan Masalah

  1. Bagaimanakah cara mengoptimalkan karyawan dalam meningkatkan kualitas sepatu yang lebih bermutu?

C. Tujuan penulisan

1. Menjelaskan cara mengoptimalkan karyawan dalam meningkatkan kualitas sepatu yang lebih   bermutu

 

II LANDASAN TEORI      

                       

Manajemen adalah ilmu dan seni yang mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya daya lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan seni mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien membantu terwujudnya tujuan perusahaan.

Karyawan selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap kegiatan organisasi, karena karyawan menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya organisasi. Tujuan tidak mungkin terwujud tanpa peran aktif karyawan meskipun alat-alat yang dimiliki perusahaan begitu canggihnya. Alat-alat canggih yang dimiliki perusahaan tidak ada manfaatnya bagi perusahaan, jika peran aktif dari karyawan tidak diikutsertakan. Mengatur karyawan adalah sulit dan kompleks, karena karyawan mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, dan latar belakang yang berbeda yang dibawa ke dalam suatu organisasi. Karyawan tidak dapat diatur dan dikuasai sepenuhnya seperti mengatur mesin, modal, atau gedung. Tetapi walaupun begitu perusahaan harus mampu menghandle karyawan dan mengatur mereka demi kesuksesan perusahaan itu.

Masalah-masalah yang terjadi dalam pengembangan manajemen sumber daya manusia adalah:

  • Semakin terbatasnya faktor-faktor produksi menuntut agar sumber daya manusia dapat bekerja lebih efektif dan efisien
  • Semakin disadari bahwa sumber daya manusia paling berperan dalam mewujudkan tujuan perusahaan
  • Karyawan akan meningkatkan moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerjanya jika kepuasan diperolehnya dari pekerjaannya
  • Para karyawan semakin menuntut keamanan ekonominya pada masa depan

 

 

 

III PEMBAHASAN

 

Pengadaan karyawan merupakan masalah penting, sulit dan kompleks karena untuk mendapatkan dan menempatkan orang-orang yang kompeten, serasi serta efektif tidaklah semudah membeli dan menempatkan mesin.Karyawan yang kurang mampu, kurang cakap, dan tidak terampil melibatkan pekerjaan tidak selesai pada waktunya, dan kualitasnya tidak bagus

Kualitas dan kuantitas karyawan harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan, supaya efektif dan efisien menunjang tercapainya tujuan. Penempatan tenaga kerja juga harus tepat sesuai dengan keinginan dan keterampilannya.

Hal-hal yang dilakukan untuk mengoptimalkan karyawan dalam meningkatkan kualitas barang dapat dilakukan dengan

1.Perencanaan

Merencanakan tenaga kerja secara efektif dan efisien  agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya peningkatan kualitas sepatu. Agar semua tujuan awal dari suatu perusahaan maka perlu ada planning.

2.Pengorganisasian

Kegiatan untuk mengkoordinir semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, dan delegasi wewenang. Supaya tidak ada karyawan wang merasa lebih dibebankan tugas, dan untuk menyamaratakan tugas.

3.Pengarahan

Mengarahkan semua karyawan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam meningkatkan kualitas sepatu yang lebih bermutu. Pengarahan dilakukan pimpinan dengan menugaskan bawahan agar mengerjakan semua tugasnya dengan baik.

4.Pengendalian

Kegiatan mengendalikan karyawan agar mentaati peraturan-peraturan perusahaan dan bekerja sesuai dengan rencana.

5.Pengadaan

Pengadaan dilakukan untuk menseleksi karyawan untuk mendapatkan karyawan yang lebih baik dan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Perusahaan sepatu membutuhkan karyawan yang mampu dan ahli dalam bidang produksi sepatu. Pemimpin harus bisa menempatkan atau menugaskan seorang karyawan sesuai dengan kemempuan yang dimilikinya dan memberikan pekerjaan yang disenanginya.Misalnya karyawan yang sudah berpendidikan sarjana jangan diberi pekerjaan yang berpendidikan sekolah dasar dan sebaliknya seorang yang berpendidikan sekolah dasar jangan diberi pekerjaan yang berpendidikan sarjana.

 

6 Pengembangan

Pengembangan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan karyawan. Pengembangan dapat diterapkan melalui pelatihan kepada karyawan. Pengembangan karyawan dalam perusahaan sepatu dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan. Sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan sepatu yang lain. Pengembangan harus bertujuan untuk meningkatkan kemampuan teknis, teoritis, konseptual, dan moral karyawan supaya prestasi kerja perusahaan sepatu baik dan mencapai hasil yang optimal.

7. Pengintegrasian

Tujuan dilakukan pengintegrasian adalah untuk menyatukan kepentingan perusahaan dengan kebutuhan karyawan, agar tercipta kerja sama yang serasi dan saling menguntungkan. Perusahaan dapat memperoleh laba, sedangkan karyawan dapat memenuhi kebutuhan dari hasil pekerjaannya. Manajer hendaknya terbuka serta mendorong partisipasi dan keberanian para karyawan perusahaan sepatu untuk mendapat keluhan-keluhannya. Dengan cara ini karyawan akan merasa mendapat pengakuan dan perlakuan yang baik sehingga mendorong mereka untuk berpartisipasi aktif dan menyelesaikan pekerjaannya dengan antusias.

 

8. Pemeliharaan

Pemeliharaan digunakan untuk memelihara dan meningkatkan kondisi fisik,mental dan loyalitas karyawan agar mereka tetap mau bekerja.  Tidak mungkin karyawan bersemanagt bekerja dan berkonsentrasi penuh terhadap pekerjaannya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik. Tujuan dari pemeliharaan karyawan ini adalah

  • Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan
  • Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan
  • Meningkatkan loyalitas
  • Memberikan kesejahteraan kepada karyawan
  • Memperbaiki sikap karyawan
  • Mengurangi konflik serta menciptakan hubungan yang harmonis

9 Kedisplinan

Kedisplinan adalah unsur yang terpenting bagi perusahaan sepatu untuk mengoptimalkan karyawan dalam meningkatkan kualitas sepatu. Karyawan yang cakap, mampu, dan terampil belum menjamin produktivitas kerja yang baik, kalau moral kerja dan kedisiplinannya rendah. Karyawan  baru dapat mendukung tujuan peningkatan kualitas sepatu jika mereka berkeinginan tinggi untuk berprestasi. Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan penyuluhan dan bimbingan bagi karyawan dalam menciptakan  tata tertib yang baik di perusahaan sepatu. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi, dan efektivitas kerja karyawan akan meningkat. Jika dalam perusahaan sepatu kedisiplinan karyawan bagus maka tujuan untuk meningkatkan kualitas sepatu yang bermutu dapat tercapai.

 

IV    KESIMPULAN DAN SARAN          

A.Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa upaya untuk mengoptimalkan karyawan dalam meningkatkan kualitas sepatu, tidak mudah karena dalam perusahaan sepatu itu terdiri dari sekian puluh karyawan dengan karakter yang berbeda. Oleh karena itu pemimpin perusahaan sepatu harus semampu mungkin mengenali karakter dari setiap karyawan dan mempelajarinya sehingga mudah untuk mempersatukan karyawan. Dalam mengoptimalkan kinerja karyawan perusahaan sepatu itu  sangat diperlukan pengembanga, pengintegrasian, pengadaan, kedisplinan, pemeliharaan, perencanaan, pengarahan pengendalian yang diman semua itu berpengaruh dalam mengoptimalkan kinerja karyawan. Tujuan dari semua itu adlah

  • Menetapkan spesifikasi pekerjaan
  • Melatih konsumen agar dapat memproduksi sepatu yang berkualitas  yang bermanfaat bagi masyarakat konsumen
  • Untuk menciptakan keharmonisan, rasa menghargai, menghormati, toleransi diantara karyawan dan juga pemimpin dalam perusahaan sepatu sehingga dapat meningkatkan sepatu yang berkualitas baik

                                 B. Saran

          Setiap konsumen mengharapkan sepatu yang mereka beli itu kualitasnya baik,       sehingga mereka tidak merasa kecewa jika membeli sepatu. Oleh karena itu pemimpin  perusahaan disarankan untuk menggerakkan karyawan serta mengoptimalkan kinerja karyawan dalam memproduksi sepatu. Perusahaan harus tahu bahwa konsumen harus di layani dengan baik, karena jika tidak , perusahaan itu dapat mengalami kerugian. Mengoptimalkan kinerja karyawan bukan hanya keuntungan bagi masyarakat konsumen saja, tetapi keuntungan yang terbesar adalah terhadap perusahaan itu sendiri. Dengan demikian pemimpin perusahaan perlu melakukan hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kinerja karyawan

                                                    

V      DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, malayu.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi

 

PENGARUH PROMOSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PERUSAHAAN

NAMA            : MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS           :1EB16

NPM               :25213340

 

 

 

JUDUL           :PENGARUH PROMOSI TERHADAP TINGKAT PENJUALAN PERUSAHAAN

TOPIK            : PEMASARAN

 

 

 

 

I  PENDAHULUAN

 

A.Latar Belakang

            Perusahaan melakukan berbagai cara untuk meningkatkan penjualan mereka dan untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Salah satu cara untuk meningkatkan penjualan suatu barang dalam suatu perusahaan adalah dengan mengimpormasikan kepada masyarakat atau publik bahwa perusahaan tersebut memproduksi suatu barang atau dengan kata lain mengimpormasikan artinya mempromosikan. Promosi adalah memberitahukan atau mengimpormasikan kepada masyarakat umum tentang suatu produk yang bertujuan untuk menarik perhatian konsumen supaya membeli produk tersebut.

            Perusahaan selalu mempunyai berbagai strategi atau yang berbeda  untuk mempromosikan produk mereka kepada masyarakat. Salah satu seperti perusahaan rokok, mereka memasang spanduk besar dan ditempelkan ditempat yang semua orang bisa melihat. Mereka melakukan itu karena mereka ingin menarik perhatian konsume. Ada juga yang mempromosikan produk lewat jaringan sosial. Bahkan mereka turun langsung mempromosikan produk ke konsumen. Dengan cara mempromosikan produk, masyarakat akan mengetahui produk mereka, dan jika menarik akan membelinya dan itu akan meningkatkan penjualan suatu perusahaan. Setiap perusahaan selalu berusaha mempromosikan produk mereka dengan cara yang paling baik. Mereka mempengaruhi konsumen sebaik mungkin agar konsumen mau membeli produk itu.

 

B.Rumusan Masalah

  1. Apakah  yang termasuk dalam strategi promosi
  2. Bagaimanakah mempromosikan suatu barang

 

C. Tujuan Masalah

  1. Menguraikan hal-hal yang termasuk dalam strategi promosi
  2. Menjelaskan cara mempromosikan suatu barang

 

 

II            LANDASAN TEORI

 

            Pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa untuk memuaskan kebutuhan, baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

            Manajemen pemasaran adalah analisis, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas program yang dirancang untuk menciptakan, membentuk, dan mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi.

            Pemasaran pada masa sekarang ini tidak cukup hanya dengan pengembangan produk,peningkatan kualitas, penetapan harga yang terjangkau  atau penyaluran produk yang tepat, tetapi lebihlagi produsen harus dapat berkomunikasi dengan langganan atau konsumen. Hal itu bisa dilakukan misalnya promosi, pengiklanan, atau dengan melatih para tenaga penjual agar dapat menyampaikan pesan produsen tentang produk yang dijualnya.

            Perusahaan selalu mempromosikan produknya kepada konsumen dengan membujuk mereka dan mempengaruhi mereka agar tertarik dengan produk mereka dan ingin membeli produk tersebut.Karena dengan begitu mereka dapat meningkatkan penjualan mereka.

            Jadi dapat dikatakan bahwa, promosi mencakup semua kegiatan perusahaan untuk memperkenalkan produk dan bertujuan agar konsumen tertarik untuk membelinya. Untuk mengetahui perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, perusahaan perlu mengetahui bahwa:  seringkali konsumen melakukan dipengaruhi baik oleh emosinya  maupun oleh akal sehatnya. Manusia yang dipengaruhi oleh akal sehatnya membeli barang yang sesuai dengan kebutuhannya, atau dengan kata lain barang itu memang benar-benar dia perlukan. Sedangkan konsumen yang dipengaruhi oleh emosinya adalah dia membeli barang karna tidaka mau dibilang orang tidak punya uang, mungkin dia gengsi orang lain beli suatu produk, jadi ikut-ikutan.

            Promosi merupakan salah satu komponeb marketing yang sangat  penting untuk mendorong permintaan.

 

III       PEMBAHASAN

Komunikasi antara produsen terhadap konsumen untuk mempromosikan suatu barang harus jelas, supaya konsumen mengerti barang apa yang perusahaan promosikan kepada mereka. Berikut cara cara mempromosikan suatu barang diantaranya adalah:

  • Mempromosikan suatu barang lewat periklanan.

Iklan adalah cara yang mempromosikan barang dan gagasan yang dibayar oleh sponsor tertentu. Dengan periklanan perusahaan mengharapkan dapat membangun citra produk barang mereka dalam jangka panjang. Seperti yang kita ketahui bahwa periklanan itu sangat luas jangkauannya, karena periklanan itu dapat dimuat dalam media cetak seperti” spanduk, majalah, surat kabar, brosur, dan iklan itu juga dapat dimuat dalam media elektronik seperti radio,film, dan lain-lain.

Pada hakekatnya, periklanan merupakan semua kegiatan dalam penawaran produk kepada masyarakat baik yang dimuat dalam media cetak atau elektronik, atau baik yang lisan maupun tulisan. Tujuan perusahaan melakukan periklanan adalah menjual dengan  secara nyata mengadakan komunikasi secara berdaya guna kepada konsumen.

Tetapi dalam melakukan periklanan  perusahaan juga perlu memperhatikan sifat- sufat periklanan diantaranya:

  1. Penyajian publik

Sifat iklan pada umumnya sama, memberi kesan standart, karena banyak orang menerima pesan yang sama dan para pembeli maklum banyak motif mereka untuk membeli produk akan diketahui secara umum.

  1. Kemampuan meresap

Periklanan merupakan media yang dapat meresap sehingga memungkinkan penjual menyampaikan suatu pesan berulangkali. Seperti yang biasa kita lihat di layar televisi salah satu contohnya iklan shampo pantene, itu tidak hanya sekali saja kita lihat bahkan iklan itu sudah bertahun tahun kita lihat.

  1. Ekspresi yang diperkuat

Periklanan memberi kesempatan untuk mendramatisir perusahaan bersama produknya melalui penggunaan yang cerdik dalam bentuk cetak, suara dan warna.Dalam melakukan proses periklanan itu perusahaan selalu menampilkan produk yang sangat bagus, kualitas bagus, dan itu untuk menarik perhatian konsumen saja.

  • Penjualan pribadi

Cara mempromosika yang barang seperti ini sudah sering dijumpai. Yaitu produsen langsung berhadapan langsung kepada konsumen dalam menawarkan produk mereka. Sebenarnya promosi yang seperti ini lebih baik, karena produsen langsung dengan konsumen sehingga tercipta interaksi antara penjual dan pembeli.

Proses promosi yang seperti ini perlu memperhatikan penjual yang berkualitas dalam arti tenaga kerja yang memahami tugas-tugas dan harus tahu bahwa tenaga kerja penjual itu adalah wakil dari perusahaan dan mereka mempunya tugas untuk membawa citra baik produk dalam perusahaan, tenaga kerja penjual harus memiliki kecerdasan dan harus bisa memikat hati konsumen, pandai berdiplomasi dan bijaksana.

Proses penjualan pribadi :

–          Persiapan sebelum penjualan

–          Menentukan lokasi pembeli potensial

–          Pendekatan pendahuluan

–          Penjualan

–          Kegiatan sesudah penjualan

  • Promosi penjualan

Jenis promosi yang seperti ini sangat disukai penggunanya oleh perusahaan-perusahaan karena, memiliki sifat yang komunikatif serta mengundang konsumen untuk membeli saat itu pula.Contok kegiatan promosi penjualan salah satunya pameran.

 

Setiap perusahaan memiliki strategi-srtategi dalam mempromosikan suatu barang, perusahaan selalu menggunakan strategi perusahaan yang mampu menarik perhatian konsumen.Mempromosikan suatu barang tidaklah semudah memilih media promosii untuk produk. Dibawah ini beberapa strategi promosi:

  • Iklan melalui press

Untuk melakukan promosi barang seperti ini harus mengimpormasikan dengan jelas dan informasi yang disajikan kepada konsumen harus sederhana, kegunaan barang itu harus ditonjolkan dan manfaat pemakaian barang itu juga harus ditonjolkan.Intinya sasaran iklan harus tepat pada konsumen.

  • Hubungan masyarakat

Media ini sanagt diperlukan untuk pemasaran barang, yang banyak dibatasi etika dalam mempromosikan pelayanan jasanya. Hubungan masyarakat merupakan usaha metodis untuk memajukan semua kegiatan perusahaan dan kepentingannya dengan segala cara. Contoh pemasangan berita dalam tajuk rencana, kolom berita mengenai adanya pameran, atau kejadian khusus lainnya yang melibatkan perusahaan tersebut

  • Pos langsung

Dengan menggunakan media iklan memalui pos langsung ini akan dapat disampaikan pesan secara tepat kepada alamat yang dituju, dalam waktu yang dapat dikendalikan. Media iklan ini di satu sisi lebih hemat dari media yang lain, namun apabila penerima kiriman iklan itu hanya membuang surat tersebut kedalam keranjang sampah maka iklan melalui pos langsung menjadi mahal. Oleh karenanya surat kiriman itu harus diusahakan kelihatan sangat menarik perhatian dan kelihatan cukup penting agar dapat melewati penyaringan ruang surat. Iklan lewat pos bisa berupa surat dilampiri brosur, maupun pengiriman kalender tahunan secara rutin.

 

 

IV       KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

Berdasarkan data yang sudah dikumpulkan dan berdasarkan data yang diamati maka dapat disimpulkan bahwa promosi dalam suatu produk itu sangat diperlukan. Percuma kalau perusahaan itu memproduksi kualitas barang yang baik, tetapi jika diketahui oleh konsumen itu dapat merugikan perusahaan. Tujuan utama dari promosi adalah mempengaruhi, dan memikat hati para pembeli, dan supaya pembeli tahu bahwa produk yang dipromosikan itu kualitasnya bagus, dan lain sebagainya.

Setiap perusahaan berbeda  cara mempromosikan suatu barang, itu tergantung pada pemikiran mereka, cara apa yang pali efektif. Keberhasilan suatu perusahaan dalam mempromosikan suatu barang itu tergantung pada tenaga kerja penjualnya, maka setiap perusahaan selalu memilih tenaga kerja penjual yang berkualitas, dan mampu berinteraksi dengan pembeli.

 

B.Saran

Semua perusahaan melakukan promosi barang supaya konsumen tahu akan barang itu dan konsumen mau membelinya, dengan begitu peningkatan hasi penjualan mereka. Oleh karena itu perusahaan harus mampu melihat cara apa yang paling efektif dalam mempromosikan barangnya, sehingga tingkat penjualan mereka tinggi. Perusahaan juga harus dapat memilih tenaga kerja penjual yang berkompeten, bijaksana, dan berkualitas

 

 

V DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, murti.1998. Dasar- Dasar Ekonomi Perusahaan, edisi lima

Hasibuan, malayu.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi

HUBUNGAN LOKASI PRODUKSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

NAMA            : MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS           :1EB16

NPM               :25213340

 

 

 

JUDUL           :HUBUNGAN LOKASI PRODUKSI TERHADAP PENJUALAN PRODUK

TOPIK                        :MANAJEMEN PRODUKSI

 

 

 

I   PENDAHULUAN

 

A.Latar Belakang

Setiap perusahaan ingin mendapatkan lokasi produksi yang tepat, dekat dengan konsumen, dapat dijangkau, transportasi lancar dan lain sebagainya. Pemilihan lokasi produksi juga harus melibatkan sumber daya suatu rencana jangka panjang. Pemilihan lokasi pabrik ini bertujuan untuk memaksimalkan keuntungan. Misalnya perusahaan memproduksi kue selai nenas,dengan begitu perusahaan harus memilih lokasi pabrik yang dekat dengan sumber daya salah satunya nenas. Apabila dia memilih didaerah yang jauh dari sumber daya dia harus memikirkan dan mengeluarkan biaya yang banyak untuk memperoleh sumber daya itu. Dengan demikian dia meminimalkan keuntungan. Contoh lain dalam dal dapat dijangkau oleh konsumen, artinya lokasi pabrik itu dekat dengan konsumen sehingga perusahaan bisa langsung menjual produk itu ke konsumen tanpa biaya yang banyak .

Lokasi yang kurang tepat akan mengakibatkan lemahnya posisi perusahaan dalam persaingan. Perencanaan lokasi pabrik yang kurang tepat, dapat pula mengakibatkan persahaan mengadakan re-location, yaitu penempatan pabrik ke lokasi pabrik baru, ini sangat memboroskan biaya pabrik.

Jadi tujuan penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi/berproduksi dengan lancar, supaya lebih berdaya guna serta lebih menghasilakn keuntungan yang maksimal.

 

 

 

B. Rumusan Masalah

  1. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik
  2. Apakah tujuan penentuan lokasi pabrik yang tepat

 

C. Tujuan Penulisan

  1. Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi pabrik
  2. Mendeskripsikan tujuan penentuan lokasi pabrik yang tepat

 

 

II       LANDASAN TEORI

Manajemen produksi adalah kegiatan untuk mengatur atau mengelola agar dapat menciptakan dan menambah nilai guna atau manfaat suatu barang atau jasa. Proses penciptaan dan penambahan kegunaan tersebut terbagi dalam:

  • Faedah bentuk,

Contohnya bentuk yamg masih mentah setelah diproses maka akan terbentuk barang yang berguna dan dapat dimanfaatkan.

  • Faedah waktu

Misalnya saja jasa pergudangan yang dalam hal ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan barang. Dengan menyimpan barang yang dibeli sekaligus dalam jumlah tertentu, maka dengan adanya perbedaan waktu barang tersebut nilai atau manfaatnya meningkat.

  • Faedah tampat

Misalnya buah-buahan dan sayur-sayuran dibawa dari desake kota dan dijual dengan harga yang relatif lebih tinggi. Tanaman palawija di desa lebih murah dari pada di kota, jadi ketika di beli di desa dengan harga yang murah dan dijual di kota dengan harga yang mahal.

  • Faedah milik

Dengan  berpindahnya produk dari suatu barang dari pedagang ke pembeli maka akan terdapat faedah yang lebih tinggi dari barang tersebut.

 

 

 

 

III      PEMBAHASAN

Dalam memilih lokasi produksi, beberapa faktor yang perlu diperhatikan:

  • Kedekatan lokasi dengan pasar

Faktor ini harus diperhatikan oleh seorang manajer, dia harus menyesuaikan lokasi produksi dengan pasar, supaya dapat dijangkau konsumen. Perusahaan juga dapat secara cepat menjual produk mereka. Tujuan lokasi pabrik dekat dengan pasar adalah produk cepat sampai kekonsumen terutama untuk produk yang tidak tahan lama, serta menghemat biaya distribusi.

  • Kedekatan dengan sumber bahan pemasok

Manajer harus sepintar mungkin menempatkan lokasi produksi dengan sumber daya. Jika sumber daya dekat dengan lokasi perusahaan, ini juga akan menguntungkan perusahaan  yaitu biaya dan waktu untuk mencari sumber daya dapat dilakukan lebih cepat dan biaya lebih sedikit. Letak pabrik yang mendekati bahan mentah mempunyai keuntungan sebagai berikut:

–          Terjaminnya kelancaran arus bahan mentah

–          Tingkat kerusakan bahan mentah dapat diperkecil

–          Ongkos arus barang lebih murah

Suatu pabrik sebaiknya mendekati letak bahan baku apabila:

–          Terdapat kemerosotan bobot yang besar dari bahan mentah sampai produk selesai

–          Harga bahan baku per unit mahal, sehingga kerusakan sedikit saja dari bahan baku tersebut, memakan ongkos yang besar

–          Ongkos angkut bahan mentah  dari tempat bahan mentah ke lokasi pabrik, sangat tinggi

 

 

 

  • Ketersediaan dan suplai tenaga kerja

Keberhasilan perusahaan  dipengaruhi oleh tenaga kerja, kualitas tenaga kerja ikut menentukan kualitas hasil produk akhir, dalam suatu perusahaan pasti ada tenaga kerja baik tenaga yang terdidik maupun tenaga kerja yang kurang terdidik. Konsumen selalu memilih atau menyukai kualitas produk yang baik, oleh karena itu perusahaan yang karena produk akhirnya dituntut suatu kualifikasi yang baik, maka lokasi perusahaan cenderung mendekati tenaga ahli.

  • Sarana angkutan atau transportasi

Perusahaan harus bisa  menempatka lokasi pabrik yang dekat dan dapat dijangkau dan dimasuki perusahaan. Perusahaan yang terletak di daerah yang sulit dijangkau alat angkutan umum, haris menyediakan sendiri alat angkut tersebut. Faktor ini juga berhubungan dengan letak pasar. Perusahaan itu memproduksi suatu barang untuk di jual atau disalurkan langsung kepada konsumen. Sebenarnya untuk barang yang tahan lama seperti besi, batu dan lain sebagainya tidak masalah apabila tidak disalurkan langsung kepada konsumen, masalahnya bagaimana barang yang tidak tahan lama? Tentu produk yang tidak tahan lama harus secepat mungkin dijual atau disalaurkan kepada konsumen.Oleh karena itu perusahaan itu diupayakan bisa dilalui alat transportasi.

  • Sumber tenaga air dan listrik

Sebagian besar perusahaan atau bisa dikatakan hampir semua perusahaan dalam memproduksi suatu barang memerlukan air dan tenaga listrik. Karena air dan listrik merupakan faktor utama dalam memproduksi suatu barang  maka perusahaan harus dapat merencanakan lokasi yang tepat dan mudah mendapatkan air dan listrik.

  • Iklim

Memang tidak semua perusahaan bekerja dengan memperhatikan iklim, tetapi ada perusahaan tertentu yang memerlukan kelembaban suhu udara tertentu.

  • Masyarakat

Dalam suatu lokasi perusahaan itu ada masyarakat dan tidak mendukung rencana perusahaan itu.Mungkin perusahaan itu dapat mengakibatkan polusi di daerah itu sehingga para masyarakat kurang mendukung atau tidak mendukung rencana perusahaan itu.

  • Hukum

Tinggi rendahnya tingkat pajak dan masalah undang-undang pemburuhan

  • Keadaan tanah

Mungkin hanya beberapa perusahaan yang perlu memperhatikan keadaan tanah seperti perusahaan yang memproduksi keramik, semen, genteng, dan batu bata.

  • Terdapatnya fasilitas pembelanjaan

Bahan- bahan dalam suatu perusahaan tidak selamanya cukup, jadi perusahaan harus berbelanja bahan. Tetapi jika hanya untuk mencari bahan yang tidak banyak harus pergi jauh ke daerah yang lain  berarti menambah biaya, jadi alangkah lebih baik jika lokasi pabrik itu dekat dengan fasilitas perbelanjaan yang berhubungan dengan perusahaan.

Tujuan diadakannya penentuan lokasi pabrik dengan tepat adalah agar dapat membantu perusahaan beroperasi dengan lancar, dapat meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan. Semua perusahaan menginginkan lokasi perusahaannya dekat dengan semua yang berhubungan dengan perusahaan itu, baik dalam proses produksi maupun alam proses penjualan. Pemilihan lokasi yang tepat bukan hanya memberi keuntungan kepada perusahaan itu saja tetapi juga dapat memberi keuntungan kepada konsumen. Pemilihan lokasi yang tepat bertujuan untuk:

  • Memuaskan konsumen

Konsumen selalu membutuhkan produk hasil perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, contoh perusahaan yang menghasilkan produk yang berhubungan dengan kebutuhan rumah tangga, matau perusahaan yang menghasilkan yang berhubungan dengan bangunan. Jadi konsumen itu selalu membutuhkan produk perusahaan.

  • Memperoleh tenaga kerja yang cukup

Tenaga kerja merupakan salah satu unsur penting dalam suatu perusahaan, jadi antara tenaga kerja dan perusahaan adalah sangat saling berhubungan. Perusahaan membutuhkan tenaga kerja untuk memproduksi barang, begitu juga sebaliknya tenaga kerja membutuhkan perusahaan supaya dapat mengahasilkan uang untuk kebutuhannya.

  • Memperoleh bahan baku dengan harga bersaing

Perusahaan yang dapat menempatkan lokasi pabrik di daerah yang mber daya dan bahan bakunya dekat, maka dia dapat menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

  • Peluang perluasan bisnis

Perusahaan yang sudah dapat mengembangkan usahanya tentu dapat memperluas usaha bisnisnya.

 

 

IV        KESIMPULAN DAN SARAN

 

A.Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan maka dapat disimpulkan Keberhasilan suatu perusahaan itu sangat ditentukan penempatan lokasi yang tepat. Sebenarnya bukan hanya pemilihan lokasi yang tepat yang berpengaruh pada tingkat penjualan produk suatu perusahaan masih ada yang lain . Tetapi dalam tulisan ini yang saya bahas adalah tentang pemilihan lokasi pabrik yang tepat.

Manajemen berperan untuk mengkombinasikan faktor-faktor produksi tersebut sedemikian rupa sehingga dapat dihasilkan produk dan jasa yang lebih berdaya guna dan lebih berhasil guna.

Adapun sasaran yang ingin dicapai adalah mendapatkan keuntungan yang besar dan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen.

                                                                                               

B. Saran                                                                                 

Setiap perusahaan ingin proses produksinya lancar dan sesuai dengan harapan mereka dan juga ingin memperoleh keuntungan yang besar. Oleh karena itu perusahaan harus bisa memilih lokasi yang tepat untuk proses produksinya. Misalnya sebuah perusahaan ingin memproduksi keramik, maka perusahaan tersebut harus bisa menyesuaikan faktor-faktor apa yang berhubungan dengan proses produksinya.

 

V        DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, murti.1998. Dasar- Dasar Ekonomi Perusahaan, edisi lima

Nilasari, irma.2006. Pengantar Bisnis, edisi pertama

 

 

:ANALISIS HUBUNGAN UPAH, MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

NAMA            : MASRO KRISTINA GULTOM

KELAS           :1EB16

NPM               :25213340

 

 

 

JUDUL           :ANALISIS  HUBUNGAN UPAH, MOTIVASI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS  KERJA KARYAWAN

TOPIK            : MANAJEMEN DAN ORGANISASI

 

 

 

I     PENDAHULUAN

 

A.Latar  Belakang

Karyawan adalah makluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi setiap perusahaan. Mereka menjadi perencana, pelaksana, pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan perusahaan. Karyawan menjadi pelaku yang menunjang tercapainya tujuan, mempunyai pikiran, perasaan, dan keingina yang dapat mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjannya. Sikap ini akan menentukan prestasi kerj, dediksi, dan kecintaan terhadap pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Sikap-sikap positif harus dibina, sedangkan sikap negatif harus dihindarkan sedini mungkin.

Upah dan motivasi kerja sangat berpengaruh bagi produktivitas  kerja karyawan. Memotivasi karyawan sangat perlu, karena itu sangat membangun kreativitas karyaw. Dengan semangat yang tinggi akan lebih mudah melaksanakan tugasnya. Bukan hanya motivasi saja, seorang atasan harus mampu bersikap adil dalam hal upah. Karyawan juda akan merasa kecewa jika dia bekerja sungguh-sungguh, tetapi upah yang diterima tidak sesuai dengan hasil kerjanya.

Hubungan pemimpin harus selalu terjalin dengan baik, karena karyawan adalah salah satu kekayaan dari perusahaan, jika sebuah perusahaan tanpa karyawan tidak akan jadi apa-apa. Oleh karena itu karyawan adalah pusat dari persahaan, sihebat apapun pemimpin itu jika tidak dibantu oleh karyawan akan sulit bahkan tidak dapat berkambang.

 

 

B. Rumusan Masalah

1.  Bagaimanakah cara meningkatkan kreativitas karyawan

2. Bagaimana hubungan upah, motivasi dengan kreativitas karyawa.

 

C. Tujuan Penulisan

1. Menjelaskan cara untuk meningkatkan kreativitas karyawan

2. Menguraikan hubungan upah, motivasi dengan kreativitas karyawan

 

 

II     LANDASAN TEORI

 

            Organisasi merupakan proses untuk merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta membagi tugas diantara para anggota untuk mencapai tujuan.Manajemen hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat. Dengan manajemen, daya guna dan hasil guna unsur-unsur manajemen akan dapat ditingkatkan.

            Kepuasan kerja  karyawan harus diciptakan sebaik-baiknya supaya moral kerja, dedikasi, kecintaan, dan kedisplinan karyawan meningkat. Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerjaan.

            Tolok ukur tingkat kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standar kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan kedisiplinan, moral kerja, dan turnover kecil maka secara relatif kerja karyawan baik. Sebaliknya jika kedisiplinan, moral kerja, dan turnover karyawan besar maka kepuasan kerja karyawan diperusahaan kurang.

           

 

 

Kepuasan kerja karyawan dipengaruhi faktor-faktor berikut:

  • Balas jasa atau upah yang adil dan layak

Jasa atau upah karyawan harus sesuai dengan hasil kerja karyawan selama dia bekerja. Pemimpin tidak boleh memberikan gaji atau upah kepada karyawan karena dia adalah keluarganya, atau bahkan ada hubungan lain.

  • Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.

Karyawan akan merasa puas apabila dia bekerja sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang dia miliki. Menempatkan karyawan sesuai dengan keahliannya juga akan memberikan hasil kerja yang lebih memuaskan. Misalnya seorang karyawan yang sebenarnya memiliki keahlian atau pendidikan di bidang ekonomi manajemen tetapi dia bekerja di bagian teknik, itu sudah tidak berhubungan maka pada saat itu karyawan tidak merasa  puas karena sebenarnya ilmunya dibidang ekonomi manajemen,  dan pada saat itu juga hasil pekerjaan yang dia lakukan tidak memuaskan. Tetapi lebih baik jika karyawan yang memiliki yang memiliki ilmu di bidang ekonomi manajemen  di tempatkan untuk mengurusi keuangan, disitulah karyawan merasa puas dan hasil pekerjaannya juga akan lebih maksimal karena dia sudah memiliki ilmu dibagian itu. Jadi kesimpulannya menenpatkan karyawan sesuai dengan bidangnya tidak hanya memberikan kepuasan kepada karyawan, tetapi juga menguntungkan perusahaan.

  • Berat ringannya pekerjaan

Pemimpin harus bisa mengatur  dan memberikan tugas kepada karyawan. Pemimpin juga harus bersikap adil dalam memberikan tugas kepada karyawan.

  • Suasana dan lingkungan pekerjaan

Lingkungan juga berpengaruh untuk  kepuasan karyawan. Karyawan akan merasa puas atau senang jika dia bekerja dilingkungan yang aman jauh dari keributan-keributan.

  • Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan.

Kelengkapan fasilitas dalam suatu perusahaan harus diperhatikan oleh pemimpin. Fasilitas yang lengkap juga memberikan kepuasan bagi karyawan. Dengan fasilitas yang lengkap dia juga akan lebih mudah melakukan pekerjaannya., dengan begitu hasil pekerjaan akan lebih maksimal. Karyawan tidak dapat diperlakukan seenaknya seperti menggunakan faktor-faktor produksi lainnya. Karyawan juga harus selalu diikutsertakan dalam setiap kegiatan serta memberikan peran aktif.

  • Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya

Seorang pemimpin harus bijaksana dalam memimpin perusahaan, karena pemimpinlah yang menjadi pusat pengatur dan pemegang kekuasaan dalam perusahaan itu. Jika pemimpin itu bijaksana dalam memberikan tugas-tugas dan bersikap adil, maka karyawan akan merasa lebih puas. Sebaliknya jika seorang pemimpin itu tidak memiliki wawasan yang luas, dan tidak pintar dalam mengelola suatu perusahaan, maka sistem perencanaan  perusahaan akan sulit dilakukan oleh karyawan.

  • Sifat pekerjaan monoton atau tidak

Sebaiknya karyawan itu jangan hanya melakukan pekerjaaan yang sama selama itu juga, perlu ada pergantian pekerjaan atau bahkan jabatan yang meningkat. Misalnya dari seorang karyawan biasa menjadi seorang manajer.

Karyawan itu akan merasa bosan jika dia melakukan pekerjaan dari awal dia bekerja hanya melakukan satu pekerjaan, tidak ada variasi pekerjaan.

           

           

 

 

 

III      PEMBAHASAN

            Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku karyawan kepada yang diinginkan, manajer harus memahami sifat dan motif apa yang mendorong mereka mau bekerja pada perusahaan. Pada umumnya orang yang mau bekerja karena didorong keinginan untuk memenuhi kebutuhan fisik maupun rohani.Tidak ada orang yang mau bekerja kalau bukan ingin mendapatka upah atau gaji. Oleh karena itu manajer harus berusaha memberikan upah atau gaji yang selayaknya kepada karyawan, serta memperlakukan mereka dengan baik. Upah atau gaji sangat berhubungan dengan kreativitas karyawan, Mereka akan puas jika mereka diberikan upah sesuai dengan hasi kerja mereka, jika mereka sudah puas dan mereka senang bekerja di perusahaan tersebut, maka dengan sendirinya itu akan menciptakan semangat kerja mereka. Dengan semangat kerja akan menciptakan kreativitas yang baik.

            Ada banyak cara untuk meningkatkan kreativitas karyawan salah satunya adalah memotivasi karyawan. Motivasi adalah dorongan atau menggerakkan. Motivasi ditujukan untuk mengarahkan daya dan potensi bawahan atau karyawan, agar mau bekerja sama secara produktif berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan

            Pentingnya memotivasi atau menggerakkan karyawan karena motivasi adalah hal yang menyebabkan, menyalurkan, dan mendukung tindakan karyawan supaya mau bekerja lebih giat dan lebih sungguh-sungguh mencapai hasil yang maksimal. Motivasi semakin penting karena manajer membagikan pekerjaan pada bawahannya untuk dikerjakan dengan baik dan terarah kepada tujuan yang diinginkan.

            Perusahaan bukan hanya melihat apakah karyawan itu mampu, cakap, dan terampil tetapi yang terpenting adalah karyawan mamu bekerja giat dan dan berkeinginan untuk mencapai hasil yang memuaskan.

            Sebenarnya semua perusahaan mengharapkan karyawan yang cakap, terampil, dan mau bekerja keras, tetapi jika tidak ada tanggapan atau arahan dari pemimpin semua itu tidak ada artinya. Antara karyawan dan manajer harus bisa saling mendukung, perusahaan harus memberikan motivasi kepada karyawan dan memberikan sesuai dengan hak para karyawan, begitu juga sebaliknya karyawan akan melaksanakan kewajibannya sebaik mungkin.

            Tidak cukup  hanya memotivasi dan juga memberikan upah kepada karyawan , tetapi juga pengintegrasian. Pengimtegrasian adalah kegiatan menyatupadukan keinginan karyawan dan keinginan perusahaan agar tercipta kerja sama yang memberikan kepuasan. Manajer harus bisa menjalin hubungan yang baik dengan karyawan. Dengan begitu karyawan akan merasa diayomi oleh manajer dengan begitu dia akan betah bekerja dalam perusahaan.

 

IV           KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan

Berdasarkan data yang dikumpulkan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam suatu  perusahaan karyawan sangat dibutuhkan. Kesuksesan perusahaan bukan hanya diperoleh jika memiliki pemimpin yang bijaksana, cakap, dan pintar tetapi jika tidak didampingi karyawan yang kreatif, terampil, dan mampu melakukan pekerjaan perusahaan itu akan sulit berkembang. Oleh karena itu pemimpin harus mampu  menciptakan karyawan  yang kreatif. Karena dengan karyawan yang kreatif, mampu menciptakan ide-ide yang cemerlang akan memberikankeuntungan yang besar bagi perusahaan. Ternyata dengan memberikan motivasi yang baik, upah atau gaji yang sesuai akan memberikan kepuasan kepada karyawannya.

Sebenarnya memberikan kepuasan kepada karyawan itu bukan hanya memberikan keuntungan kepada karyawan saja, tetapi itu juga akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.

Kepuasan kerja karyawan merupakan kunci pendorong moral, kedisplinan dan prestasi kerja karyawan dalam mendukung terwujudnya tujuan perusahaan.

 

  1. Saran

Jika ingin memperoleh keuntungan yang besar maka pemimpin harus memberikan yang terbaik juga kepada karyawan yaitu dengan cara memberikan sesuai dengan hak mereka masing-masing. Karyawan akan memberikan yang terbaik juga dan akan melakukan tugas atau pekerjaan mereka secara maksimal jika hak mereka terpenuhi. Dengan memberikan kepuasan kepada karyawan seperti memotivasi, memberikan upah sesuai hasil kerjanya dan bersikap adil maka secara tidak langsung akan menciptakan kreativitas kerja mereka.

 

 

 

V       DAFTAR PUSTAKA

Sumarni, murti.1998. Dasar- Dasar Ekonomi Perusahaan, edisi lima

Hasibuan, malayu.2000. Manajemen Sumber Daya Manusia, edisi revisi